BANGKA, KOMPAS.com- Direktur Jenderal Dikti Ristek Kemendikbud Nizam mengungkapkan, sebanyak tiga provinsi hingga kini belum memiliki fakultas kedokteran di perguruan tingginya.
Kerja sama lintas instansi pun didorong agar Fakultas Kedokteran di masing-masing provinsi bisa segera terwujud.
"Dari data kami tiga provinsi belum miliki fakultas kedokteran, yaitu Bangka Belitung, Kalimantan Utara dan Sulawesi Barat," ujar Nizam saat kunjungan kerja di RSUD Soekarno Bangka, Sabtu (15/1/2022).
Baca juga: FK Unpad Siap Bantu Universitas Singaperbangsa Karawang Bentuk Fakultas Kedokteran
Nizam menuturkan, tim Kemendikbud telah melakukan monitoring pada ketiga provinsi tersebut.
Selain kesiapan sarana prasarana, juga dibutuhkan komitmen masing-masing kepala daerah untuk menggerakkan stakeholder terkait.
"Untuk Bangka Belitung memang ini sudah berproses, nanti penggabungan akademi keperawatan Kemenkes dengan Universitas Bangka Belitung," ujar Nizam.
Selanjutnya kata Nizam, fasilitas rumah sakit provinsi bakal diintegrasikan sebagai lokasi praktik mahasiswa.
"Dengan modal itu, UBB bisa mengajukan fakultas kedokteran, banyak syarat dan kendali mutu yang harus dilakukan. Dari kami, saya selaku dirjen mendukung sekali upaya yang dilakukan UBB dan komitmen gubernur," ujar dia.
Baca juga: Merasa Tak Dilibatkan, Fakultas Kedokteran UGM Mundur dari Penelitian Vaksin Nusantara
"Koordinasi dengan Kemenkes dan Kemendikbud, dan pihak terkait lainnya agar memberikan lampu hijau sebagai syarat untuk berdirinya fakultas ini, sehingga mereka meyakini bahwa UBB sudah siap menyelenggarakan pendidikan kesehatan," tambah Nizam.
Nizam menggambarkan, untuk tahap awal akan berbentuk program studi ilmu kesehatan.
Kemudian jika lolos uji mutu dan akreditasi maka akan dibentuk sebuah fakultas.
Rektor UBB Ibrahim mengatakan pembangunan fakultas kedokteran sebagai cita-cita bersama.
"Tenaga kesehatan dokter bisa lahir dari Bangka Belitung," ujar Ibrahim.
Program studi yang bakal dikembangkan salah satunya kedokteran nuklir dan radiologi karena dinilai sesuai dengan kondisi daerah kaya timah itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.