"Karena hanya menggunakan alat manual dan sebenarnya faktor keamanannya tidak direkomendasikan karena berbahaya," jelasnya.
Rusmadi menyebut, itu upaya yang dilakukan tim SAR yang ada di lokasi.
"Karena kan semua upaya dilakukan bukan hanya menunggu (alat) saja, tapi upaya yang bisa dilakukan yang penting tidak berisiko menimbulkan tambah korban," sebutnya.
Dia menuturkan, memang evakuasi menggunakan alat manual tidak bisa diprediksi keamanannya.
"Apalagi dalam lubang mengandung gas berancun. Beda kalau pakai alat SCBA itu memang full maksimal tertutup, jadi memang benar-benar terjamin untuk keamanan. Dramatis-lah (evakuasi)," tuturnya.
Setelah kedua jenazah berhasil dievakuasi dalam lubang tambang, warga yang ada di lokasi ikut membantu evakuasi jasad korban dengan cara ditandu keluar dari lokasi pertambang.
Baca juga: Terjebak dalam Tambang Emas Mengandung Gas Beracun, 2 Penambang Tewas
"Kedua jenazah korban sudah dibawa ke rumah duka masing-masing," katanya.
Humas Basarnas Manado Feri Ariyanto menjelaskan, kronologi kejadian, pukul 08.45 Wita, korban Ronald Rawung masuk ke dalam lubang tambang.
Tak lama, tiba-tiba korban berteriak minta tolong yang diduga karena menghirup zat asam di dalam lubang.
Mendengar teriakan tersebut, rekannya Alan Mokoagow (korban) masuk ke dalam lubang tambang bertujuan untuk membantu.
"Namun karena zat azam yang tinggi di dalam lubang sehingga mengakibatkan kedua korban meninggal dunia," ujarnya, Rabu malam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.