Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bupati Jepara Rekomendasikan Ratu Kalinyamat untuk Jadi Pahlawan Nasional

Kompas.com - 13/01/2022, 20:42 WIB
Puthut Dwi Putranto Nugroho,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

 

Naskah akademik ini ditulis dengan mendasarkan riset kualitatif ini melibatkan sejarawan, arkeolog serta arsiparis serta melibatkan para akademisi dari Universitas Diponegoro Semarang, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Universitas Indonesia dan Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara dan University of Porto, Portugal.

Dari penelitian yang disusun menunjukkan bukti-bukti bahwa Ratu Kalinyamat adalah sosok yang pantas menyandang gelar pahlawan nasional.

Sebab, bukti itu bersumber dari sumber premier dan otoritatif.

Ada delapan buku primer yang dijadikan sumber dan sangat otoritatif karena buku-buku itu ditulis saat Ratu Kalinyamat masih hidup.

Baca juga: Sebelum Kartini Ada Ratu Kalinyamat, Perempuan Tangguh dan Visioner dari Jepara

Delapan sumber primer ditulis dalam bahasa Portugis yaitu tulisan dari Diego da Coute, Franscisco Pares, Afondo de Noronha, Faria a Sousa, dan Martins a El Ray.

Kemudian, ada surat Raja Sebastian untuk Gubernur Noronha. Serta dua buku lain yang berjudul Jorge de Lemos dan Documentacco Para A Historia Das Missoes Do Padroado Portugues Do Oerientae Insulinda Vol. 4.

"Tim pakar dalam risetnya juga berhasil   menemukan delapan sumber primer penulis Portugis. Buku sumber primer itu ditulis oleh warga kebangsaan Portugal. Buku itu ditulis penulis semasa Ratu Kalinyamat masih hidup. Sumber-sumber  primer ini belum digunakan sebagai dasar pengajuan sebelumnya," ujar Ketua Tim Peneliti Ratu Kalinyamat, Prof Ratno Lukito.

Menurut Ratno ada berapa catatan sejarah terkait dengan sepak terjang Ratu Kalinyamat yang baru terungkap.

Semula hanya diketahui ada dua kali penyerangan armada Ratu Kalinyamat untuk mengusir Portugis dari Malaka yaitu tahun 1551 dan 1574.

"Namun berdasarkan sumber primer, ada juga dua kali penyerangan Portugis di Teluk Ambon. Tahun 1554, Ratu Jepara mengirimkan pasukan ke Teluk Ambon menyerang pasukan Portugis di wilayah itu dan  tahun 1565, Ratu Jepara mengirim armadanya  ke Ambon, karena  Portugis  mulai menguasai sumber-sumber ekonomi," ungkap Ratno.

Baca juga: Kenang Ratu Kalinyamat, Ratusan Warga Berebut Gunungan Jembul Tulakan

Apa urgensinya Ratu Kalinyamat diusulkan menjadi pahlawan nasional ?

"Salah satu tujuannya untuk meluruskan sejarah. Selama ini, sebagian besar orang hanya mengetahui sejarah Tapa Wudha (bertapa tanpa berpakaian ningrat) saja. Padahal, ada banyak nilai yang bisa diambil. Seperti kegigihan perempuan dalam melakukan perlawanan pada ketidakadilan," pungkas Ratno.

Nama asli Ratu Kalinyamat adalah Retna Kencana, putri Sultan Trenggono, Raja Demak (1521-1546).

Pada usia remaja ia dinikahkan dengan Pangeran Kalinyamat. Pangeran dan Ratu Kalinyamat memerintah bersama di Jepara.

Ratu Kalinyamat meninggal dunia sekitar 1579. Ia dimakamkan di dekat makam Pangeran Kalinyamat di Desa Mantingan, Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cari Ikan di Muara Sungai, Warga Pulau Seram Maluku Hilang Usai Digigit Buaya

Cari Ikan di Muara Sungai, Warga Pulau Seram Maluku Hilang Usai Digigit Buaya

Regional
Dendam Kesumat Istri Dilecehkan, Kakak Beradik Bacok Warga Demak hingga Tewas

Dendam Kesumat Istri Dilecehkan, Kakak Beradik Bacok Warga Demak hingga Tewas

Regional
Digigit Buaya 2,5 Meter, Pria di Pasaman Barat Luka Parah di Kaki

Digigit Buaya 2,5 Meter, Pria di Pasaman Barat Luka Parah di Kaki

Regional
Raih Satyalancana dari Jokowi, Bupati Jekek Ajak Semua Pihak Terus Bangun Wonogiri

Raih Satyalancana dari Jokowi, Bupati Jekek Ajak Semua Pihak Terus Bangun Wonogiri

Regional
TKN Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, Ini Tanggapan Gibran

TKN Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, Ini Tanggapan Gibran

Regional
Penumpang yang Tusuk Driver 'Maxim' di Jalan Magelang-Yogyakarta Terinspirasi Film 'Rambo'

Penumpang yang Tusuk Driver "Maxim" di Jalan Magelang-Yogyakarta Terinspirasi Film "Rambo"

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Ayah Gembong Narkoba Fredy Pratama Divonis 1,8 Tahun Penjara, Seluruh Hartanya Dirampas Negara

Ayah Gembong Narkoba Fredy Pratama Divonis 1,8 Tahun Penjara, Seluruh Hartanya Dirampas Negara

Regional
Berangkat dari Jakarta, 'Driver' Maxim Dibunuh Penumpangnya di Jalan Magelang-Yogyakarta

Berangkat dari Jakarta, "Driver" Maxim Dibunuh Penumpangnya di Jalan Magelang-Yogyakarta

Regional
Penumpang KMP Reinna Jatuh ke Laut, Saksi Sebut Posisi Korban Terakhir di Buritan

Penumpang KMP Reinna Jatuh ke Laut, Saksi Sebut Posisi Korban Terakhir di Buritan

Regional
Kecelakaan Maut Bus Eka Vs Truk di Tol Solo-Kertosono, Satu Penumpang Tewas

Kecelakaan Maut Bus Eka Vs Truk di Tol Solo-Kertosono, Satu Penumpang Tewas

Regional
Anak yang Dijual Ibu Kandung Rp 100.000, Korban Pemerkosaan Kakaknya

Anak yang Dijual Ibu Kandung Rp 100.000, Korban Pemerkosaan Kakaknya

Regional
Kronologi Ibu di LampungTewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan, Polisi Ungkap Kondisinya

Kronologi Ibu di LampungTewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan, Polisi Ungkap Kondisinya

Regional
KM Bukit Raya Terbakar Saat Masuk Muara Jungkat Kalbar, Pelni: Sudah Mulai Padam

KM Bukit Raya Terbakar Saat Masuk Muara Jungkat Kalbar, Pelni: Sudah Mulai Padam

Regional
Dibutuhkan 48 Tenaga Panwaslu di Bawaslu Kota Semarang, Ini Syaratnya

Dibutuhkan 48 Tenaga Panwaslu di Bawaslu Kota Semarang, Ini Syaratnya

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com