KOMPAS.com - Sunan Muria adalah salah satu anggota Wali Songo yang aktif mendakwahkan Islam di Tanah Jawa, tepatnya di Gunung Muria.
Lokasi dakwah Sunan Muria saat ini masuk dalam wilayah Desa Colo, Kecamatan Gawe, Kudus, Jawa Tengah. Di desa ini pula makam Sunan Muria berada.
Nama Muria yang disematkan dalam Sunan Muria dan diabadikan dalam Gunung Muria konon tidak bisa dipisahkan dari nama Kudus.
Diketahui, Kudus merujuk pada Al-Quds atau Baitul Maqdis di Palestina. Sementara Muria merujuk pada Bukit Moriah yang ada di Yerussalem.
Baca juga: Sunan Muria, Berdakwah dengan Topo Ngeli
Sunan Muria adalah putra dari Sunan Kalijaga dengan istrinya Dewi Saroh yang merupakan putri dari Syekh Maulanan Ishaq.
Nama kecil Sunan Muria adalah Umar Said. Karena mewariskan darah bangsawan Tuban dari Sunan Kalijaga, maka dia lebih dikenal dengan nama Raden Umar Said.
Terkait nama ini, ada beberapa riwayat yang menyebutkan nama-nama Sunan Muria pada masa kecil. Selain Umar Said, Sunan Muria juga disebut bernama Raden Prawoto hingga Raden Amir.
Ketika memasuki usia dewasa, Sunan Muria menikah dengan Dewi Sujinah putri Sunan Ngudung.
Dewi Sujinah adalah adik Sunan Kudus, sehingga Sunan Muria adalah adik ipar pendiri Panti Kudus itu.
Dalam keterangan lain, Sunan Muria disebut juga memiliki istri bernama Dewi Roro Noyorono, yang merupakn putri dari Ki Ageng Ngerang.
Baca juga: Parade Sewu Kupat, Tradisi Penghormatan untuk Sunan Muria
Berada membaur dengan alam membuat Sunan Muria sangat perhatian terhadap kelestarian lingkungan.
Maka tak heran jika kemudian Sunan Muria dikenal sebagai wali yang mengajarkan untuk meruwat bumi atau merawat bumi.
Terkait hal ini, Maryono Widi (2014) bahkan menulis buku khusus yang menjelaskan terkait kepedulian Sunan Muria terhadap isu lingkungan.
Buku itu bernama Napak Jejak Pemikiran Sunan Muria: Dari Ekoreliji hingga Akidah Muttahidah.