Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

16 WNI Asal Sulawesi Ditangkap di Nunukan Saat Hendak ke Malaysia, Ada yang Bayar Rp 3,2 Juta ke Calo

Kompas.com - 13/01/2022, 08:40 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com – Badan Perlindungan dan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Nunukan Kalimantan Utara bersama Unit Reskrim Polres Nunukan mengamankan 16 WNI asal Sulawesi Selatan, Selasa (11/1/2022).

Mereka diamankan di pelabuhan tradisional Haji Putri pada sekitar pukul 05.00 Wita, saat menunggu speed boat yang akan membawa mereka menyeberang ke Tawau–Malaysia.

Kepala Unit Pelaksana Teknis Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (UPT BP2MI) Nunukan, AKBP F Jaya Ginting mengatakan, para WNI tersebut sudah membayar sejumlah uang kepada dua orang pemilik speed boat yang diduga sebagai tekong/calo PMI.

Baca juga: Nahkoda Kapal Pengangkut 52 PMI Ilegal di Asahan Diupah Rp 5 Juta

"Kita lakukan operasi pencegahan dengan berkolaborasi bersama Polres Nunukan. Kami berhasil amankan dua orang terduga calo yang merupakan bapak dan anak, yaitu H dan MF. Mereka yang akan menyeberangkan para WNI dengan jalur laut dari Nunukan menuju Pulau Sebatik dan ke Tawau Malaysia," ujar dia, Rabu (12/1/2022).

Sebanyak 16 WNI yang terdiri dari 7 laki laki dewasa, 7 perempuan dewasa, 1 anak laki laki, dan 1 anak perempuan tersebut, merupakan dua rombongan yang berasal dari Kota Sinjai dan Kota Bulukumba, Sulawesi Selatan.

Mereka telah membayar dengan jumlah bervariasi sesuai kesepakatan dari kedua orang ayah dan anak yang diduga calo/pengurus tersebut.

"Saat ini, kedua terduga calo PMI sedang diperiksa Polres Nunukan. Kita selalu concern ke pencegahan keberangkatan PMI illegal, karena kita tidak ingin nasib mereka berakhir menjadi deportan. Diusir tanpa membawa apa pun, padahal sudah bekerja sekian lama," katanya.

Ginting menegaskan, diamankannya dua terduga calo PMI tersebut sekaligus menjadi edukasi bagi para warga Nunukan lain dengan profesi yang sama.

Lebih baik mereka mencari pekerjaan lain daripada mengambil uang dari saudara sebangsanya demi menyeberangkan mereka tanpa prosedur yang benar.

Baca juga: Kapal Tanpa Nama Dihentikan Petugas, Ternyata Angkut 52 PMI Ilegal ke Malaysia

Di Malaysia, dengan status mereka yang tanpa prosedur, para WNI akan menjadi buruan aparat dan harus selalu lari ke hutan menyelamatkan diri mereka.

"Calo memiliki andil atas nasib kesengsaraan mereka. Apa yang dilakukan calo itu tidak benar, dan kami harap mereka menyadari itu," tegasnya.

Salah satu PMI yang diamankan di rumah penampungan BP2MI, Rohe (48), mengakui, mereka tidak memiliki dokumen keimigrasian atau identitas kewarganegaraan.

Saat ditangkap aparat, Rohe membawa serta istrinya Hartini (45) dan kelima anaknya.

"Kami lewat secara illegal karena tidak punya dokumen. Kemarin kami sekeluarga pulang kampung awal tahun 2022, kebetulan ada keluarga menikah," ungkapnya.

Rohe menuturkan, ia sudah bekerja di Malaysia sejak 1987. Di daerah Semporna, ia bekerja di ladang sawit milik warga tempatan dengan sistem bagi hasil.

Baca juga: Polisi Tangkap Satu Lagi Tersangka Pengiriman PMI Ilegal ke Malaysia

Di Malaysia pula ia bertemu dengan jodohnya dan menikah pada 1992. Rohe mengaku terakhir kali ke Indonesia pada 2012. Ini kali pertama ia kembali menginjakkan kaki di Tanah Air sebelum akhirnya diamankan petugas.

"Kami sudah bayar Rp 3,2 juta ke tukang perahu. Kami terkejut saat ditangkap karena ini baru terjadi. Sudah lebih 10 tahun saya tidak pulang kampung," akunya.

Sebagai PMI illegal, Rohe tidak membantah bahwa keluarganya sering lari ke hutan demi menghindari kejaran aparat Malaysia.

Statusnya juga membuat kelima anaknya tidak pernah mengenyam bangku sekolah. Anak pertamanya usia 28 tahun sampai anak bungsunya yang berusia 15 tahun hanya belajar membaca secara otodidak melalui Hp.

Meski demikian, ia tidak pernah berpikiran menetap di Indonesia karena sejak muda ia bekerja di kebun sawit, ia merasa kehidupannya berada di Malaysia.

"Tapi kali ini setelah ditangkap, saya memutuskan tidak kembali ke Malaysia. Kami akan balik kampung saja dan bekerja apa saja di kampung nanti," katanya.

Baca juga: Polri Dalami Dugaan Keterlibatan Oknum Polisi Terkait Pengiriman PMI Ilegal ke Malaysia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Regional
Jembatan Menuju Pos Pantau TNI AL di Pulau Sebatik Ambruk, DPRD Desak Segera Bangun Ulang

Jembatan Menuju Pos Pantau TNI AL di Pulau Sebatik Ambruk, DPRD Desak Segera Bangun Ulang

Regional
11 Tokoh Daftar Pilkada 2024 di Partai Golkar Gunungkidul, Ada Bupati Sunaryanta

11 Tokoh Daftar Pilkada 2024 di Partai Golkar Gunungkidul, Ada Bupati Sunaryanta

Regional
Penumpang Kapal di Nabire Kedapatan Bawa 1 Kg Ganja

Penumpang Kapal di Nabire Kedapatan Bawa 1 Kg Ganja

Regional
Pembunuhan di Wonogiri, Pelaku Kubur Jasad Kekasih di Pekarangan Rumah

Pembunuhan di Wonogiri, Pelaku Kubur Jasad Kekasih di Pekarangan Rumah

Regional
Kronologi Tentara Amerika Meninggal di Hutan Karawang, Sempat Terpisah Saat Survei Latihan Gabungan

Kronologi Tentara Amerika Meninggal di Hutan Karawang, Sempat Terpisah Saat Survei Latihan Gabungan

Regional
Bea Cukai Temukan Truk Berisi Jutaan Batang Rokok Ilegal Tak Bertuan di Kalbar

Bea Cukai Temukan Truk Berisi Jutaan Batang Rokok Ilegal Tak Bertuan di Kalbar

Regional
Siswi SMA yang Simpan Bayinya di Koper Ternyata Sedang Magang

Siswi SMA yang Simpan Bayinya di Koper Ternyata Sedang Magang

Regional
TKW Asal Cianjur Diduga Jadi Korban Kekerasan Majikan di Irak, Kini Minta Dipulangkan ke Indonesia

TKW Asal Cianjur Diduga Jadi Korban Kekerasan Majikan di Irak, Kini Minta Dipulangkan ke Indonesia

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Regional
2 Perempuan Indonesia Kabur Saat Hendak Dijadikan Penghibur di Malaysia

2 Perempuan Indonesia Kabur Saat Hendak Dijadikan Penghibur di Malaysia

Regional
[POPULER REGIONAL] Rencana Satyalancana untuk Gibran dan Bobby | Demi Anak, Ayah Nekat Curi Susu

[POPULER REGIONAL] Rencana Satyalancana untuk Gibran dan Bobby | Demi Anak, Ayah Nekat Curi Susu

Regional
Kantor UPT Dishub di Pulau Sebatik Memprihatinkan, Tak Ada Perbaikan sejak Diresmikan Menteri Harmoko

Kantor UPT Dishub di Pulau Sebatik Memprihatinkan, Tak Ada Perbaikan sejak Diresmikan Menteri Harmoko

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com