Dihubungi terpisah, Pangulu Nagori Parmonangan, Remington Manurung mengatakan, ada dua akses jalan menuju perkampungan tersebut.
Satu di antaranya jalan yang dapat dilalui dengan kendaraan roda empat, namun terkena
longsor akibat hujan.
Kemudian jalan yang hanya dapat dilalui roda dua, dengan kondisi curam dan sisi jalan terdapat jurang.
Remington mengaku kesal dengan akun pengunggah video yang menyebut jalan tersebut tak tersentuh pembangunan.
Baca juga: PPKM Level 3 Kabupaten Simalungun, Sebanyak 1.790 Warga Terima Vaksinasi Tahap Pertama
Sementara kata dia, warga setempat juga masih enggan memberikan tanahnya untuk pembangunan akses jalan.
Ia mengatakan, pembangunan jalan maupun jembatan dari dana pemerintah ke dusun tersebut sudah 4 kali dilakukan.
"Bukan tidak ada pembangunan jalan di situ. Apalagi dibilang 76 Indonesia Merdeka, nggak seperti itulah," ucapnya.
Masih kata Remington, jumlah penduduk yang tinggal di dusun tersebut sekitar 18 keluarga, yang sebelumnya ada beberapa warga sudah pindah rumah.
Remington yang saat kejadian itu berada di rumah duka menuturkan, kondisi jalan saat itu tak dapat dilalui kendaraan roda empat. Sehingga peti mati dibawa dengan sepeda motor.
"Aku pun salut lihat melihat dia (pemotor) bisa membawa peti naik kereta (sepeda motor). Sebenarnya jalan itu longsor dari atas dan bawah jadi jalan itu parah," ucapnya.
Setelah kejadian itu, kata Remington, pemerintah Nagori telah menggelar Musrenbang untuk menetapkan pembangunan jalan dianggarkan tahun ini.
Begitupun, Remington juga mengakui keterbatasan anggaran pemerintah kabupaten yang saat ini fokus menangani pandemi pada periode 2020 dan 2021.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.