SIMALUNGUN, KOMPAS.com - Video seorang pemotor mengusung peti jenazah dan salib diikat di bangku sepeda motor diunggah di media sosial Facebook.
Dilihat dari postingan pemilik akun Lamat Ludin yang diunggah pada Minggu 9 Januari 2022 ia menuliskan caption:
"Pak Jokowi lihatlah kampung kami bawa peti mati pun susah harus naik motor sejauh 3 kilometer. Dusun Bulu Malando Nagori Parmonangan Kecamatan Dolok Panribuan Kabupaten Simalungun Sumut. Sampai saat ini belum bisa dilalui kendaraan roda 4 dan 76 tahunIndonesia merdeka," tulisnya.
Baca juga: Pabrik Sawit di Simalungun Ludes Terbakar, Kerugian Capai Miliaran Rupiah
Camat Dolok Panribuan, Nopen Sijabat membenarkan kejadian itu di Dusun Bulu Malando, Nagori Parmonangan.
Ia mengatakan peti jenazah tersebut dalam keadaan kosong dibawa ke salah satu rumah warga yang mengalami duka cita.
"Iya benar, kejadiannya minggu lalu, ada warga yang meninggal dunia di dusun itu dan sekarang sudah dikebumikan di kampung itu," kata Nopen dihubungi via telepon, Rabu (12/1/2022) sore.
Baca juga: Jalan Utama Siantar-Simalungun Ambles di KM 15-16, Lalu Lintas Kendaraan Besar Dialihkan
Ia mengatakan, peti mati itu dipesan dari salah pembuat peti lalu dibawa dengan sepeda motor dengan jarak tempuh sekitar 4-5 kilometer dari jalan utama ke dusun tersebut.
Ia menjelaskan, status jalan itu merupakan jalan desa yang hanya dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua.
Menurutnya, sekitar 2 kilometer jalan tersebut sudah tersentuh dengan pembangunan.Hanya saja anggaran tidak cukup sebab jalan tersebut cukup panjang.
Dia mengaku mengupayakan untuk pembangunan jalan.
Ia juga mengatakan jalan menuju perkampungan warga di Dusun Bulu Malando dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat.
"Sebenarnya ada jalan yang bisa dilalui dengan roda empat, tapi ujung-ujungnya tetap roda dua. Dulu pernah dari pemerintah desa kita buka jalan untuk roda empat tapi medannya rada susah, orang nggak terlalu mau melaluinya," ucapnya.
Nopen mengaku kejadian pemotor membawa peti bukan pertama kali. Namun karena seseorang mengunggahnya ke media sosial menjadi perhatian orang banyak.
"Ini bukan kejadian yang pertama kali. Sebenarnya kalau warga disitu mungkin menganggap hal seperti ini sudah lumrah. Karena anggaran kita juga terbatas kan," ucapnya.
"Kepada masyarakat jangan terus memviralkan hanya sepotong-sepotong, artinya (informasi) utuh lah agar masyarakat tahu," katanya.