MANADO, KOMPAS.com - Sebanyak dua penambang emas ilegal yang terjebak dalam lubang tambang mengandung gas beracun di Sulawesi Utara (Sulut) dinyatakan tewas.
Kecelakaan kerja ini terjadi di lokasi pertambangan tanpa izin (PETI) Mintu, Desa Atoga Timur, Kecamatan Motongkad, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim), Sulut, Rabu (12/1/2022).
Meski sudah dinyatakan tewas, jasad keduanya masih di dalam lubang.
Baca juga: 2 Penambang Emas di Sulut Terjebak dalam Lubang Tambang Mengandung Gas Beracun
Tim SAR yang berada di lokasi masih terkendala alat untuk evakuasi akibat gas beracun dalam lubang.
Harus menunggu peralatan dari Kantor Badan SAR Nasional (Basarnas) Manado.
Kedua penambang tersebut masing-masing bernama Alan Mokoagow (33), warga Desa Atoga Timur, Boltim, dan Ronald Rawung, warga Desa Tompaso Baru, Minahasa Selatan.
Humas Basarnas Manado Feri Ariyanto menjelaskan, kronologi kejadian, pukul 08.45 Wita, korban Ronald Rawung masuk ke dalam lubang tambang.
Tak lama, tiba-tiba korban berteriak minta tolong yang diduga karena menghirup zat asam di dalam lubang.
Baca juga: Pos Pengamanan Tambang Timah Perusahaan Keluarga Prabowo Dibakar Massa
Mendengar teriakan tersebut, rekannya Alan Mokoagow (korban) masuk ke dalam lubang tambang bertujuan untuk membantu.
"Namun karena zat asam yang tinggi di dalam lubang sehingga mengakibatkan kedua korban meninggal dunia," ujar Feri, Rabu malam.
Feri mengatakan, Basarnas sudah melakukan langkah dan upaya.
Di antaranya, berkoordinasi dengan pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boltim dan tim SAR Bolaang Mongondow (Bolmong).
Kemudian, tim SAR yang ada di lokasi menunggu alat dari Manado untuk membantu evakuasi korban.
"Direncanakan apabila alat tersebut telah tiba di TKP maka akan dilakukan evakuasi pada Kamis (13/1/2022) besok," kata Feri.
Baca juga: Jalan Tambang di Tapin Kalsel Belum Dibuka, Polda Tunggu Kesepakatan Dua Perusahaan
Lanjut dia, kedua korban saat ini masih berada di dalam lubang tambang.
"Karena menunggu tim SAR mengevakuasi korban," sebutnya.
Warga dan para penambang berinisiatif membantu, tapi khawatir untuk masuk ke dalam lubang karena zat asam yang tinggi.
Jarak tempuh ke lokasi PETI tersebut sekitar 2-3 jam dengan berjalan kaki.
Baca juga: Batu Bara ke PLN Terhambat, Kemen ESDM Perintahkan Buka Jalan Tambang di Tapin Kalsel
"Itu bila cuaca baik, dan di lokasi PETI tidak ada signal atau jaringan seluler," tutur Feri.
"Kejadian tersebut telah ditangani pihak Kepolisian Polsek Nuangan," sambungnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.