Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tradisi Lingkaran Setan di Ciamis, Anak SMA Lebam Usai Latihan Pramuka, Orangtua Lapor Polisi

Kompas.com - 12/01/2022, 17:29 WIB
Candra Nugraha,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

CIAMIS, KOMPAS.com - Dua orangtua siswa yang anaknya sekolah di SMA Negeri 1 Ciamis mendatangi Polres Ciamis, Rabu (12/1/2022).

Mereka melapor ke polisi karena anaknya mengalami sejumlah luka lebam di wajah seusai mengikuti kegiatan kepramukaan di daerah Kertaharja, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis.

Dalam kegiatan tersebut, anak-anak diminta melakukan lingkaran setan oleh seniornya.

"Saya datang ke sini untuk melaporkan pihak yang terlibat (dalam kegiatan). Kelengkapan berkas (laporan) sudah dilengkapi," kata Mamay (51), salah seorang orangtua korban, saat ditemui di halaman Mapolres.

Baca juga: Bocah 6 Tahun Tewas Dianiaya Ibu, Kakak Korban juga Meninggal Tahun 2016 dengan Luka Lebam

Lingkaran setan, tradisi saling tempeleng

Dia menjelaskan, anaknya biasa mengikuti latihan kepramukaan di lingkungan sekolah setiap hari Selasa dan Kamis mulai pukul 08.00-10.00 WIB.

Latihan ini sebagai persiapan mengikuti acara Hiking Rally Ciradika yang biasa dihelat di bulan Februari.

"Minggu kemarin kan belum PTM (pembelajaran tatap muka). Setelah jam 10.00 mereka bubar," kata Mamay.

Namun, lanjut dia, setelah kegiatan selesai di sekolah, anaknya dihubungi temannya. Dia diminta berkumpul di daerah Jambansari untuk kembali latihan pramuka.

"Tapi ketika terjadi kesalahan, hukumannya ditempeleng. Bukan push up atau sit up lagi," kata Mamay.

Pada hari Sabtu (8/1/2022), menurut Mamay, anaknya meminta izin untuk kembali latihan Pramuka. Rupanya, kegiatan itu bukan di sekolah.

"(Berdasar) keterangan anak-anak, lokasinya di Kertaharja, di rumah seorang alumni," ucap Mamay.

Pada Minggu (9/1/2022), Mamay mendapati wajah anaknya lebam-lebam ketika pulang dari latihan tersebut.

Awalnya, Mamay tidak langsung mengonfirmasi anaknya perihal luka tersebut. Anaknya saat itu, justru memintanya untuk menolong temannya yang ada di rumah kost.

Ilustrasi penganiayaanKOMPAS.COM/HANDOUT Ilustrasi penganiayaan

Setelah anaknya istirahat, Mamay secara perlahan mulai mengorek informasi dari mana luka tersebut berasal.

Dari cerita anaknya, siswa yang mengikuti latihan kepramukaan di rumah alumni tersebut rupanya harus menjalani sebuah tradisi.

"Anak disuruh bikin yang namanya Lingkaran Setan. Anak saling tempeleng antar sangga Penegas dan sangga lain, sesama kelas 10," kata Mamay.

Bagi anak yang fisiknya masih kuat, kata dia, giliran pembina dari kelas 11 dan 12 yang ikut dalam Lingkaran Setan itu.

"Anak saya kuat, diganti sama kelas 11 dan 12 . Ditempeleng sama kakak kelasnya," jelas Mamay.

Menurut dia, anaknya menderita bibir robek dan wajah lebam usai mengikuti "tradisi" itu.

Tradisi tersebut, kata dia, diklaim untuk menentukan ketua Sangga.

"Untuk ketua sangga. Mereka dijanjikan posisi ketua. Siapa yang fisiknya masih kuat itu terus dihantam," ujarnya.

Berdasarkan keterangan anaknya, kata Mamay, ada 75 siswa kelas 10 yang mengikuti kegiatan itu.

"Tapi enggak berani buka suara. Enggak berani lapor," katanya.

Orangtua siswa lainnya, Ari Firmansyah mengaku, anaknya mengalami luka lebam dan cakaran. Anaknya sempat dibawa ke rumah sakit oleh pihak sekolah untuk diobati.

"Tidak dirawat, langsung pulang. Namun sekarang belum sekolah," katanya.

Ari mengatakan, pihak sekolah sudah bertanggungjawab dengan membawa anaknya berobat. Selain itu, perwakilan sudah mendatangi kediamannya.

"(Tanggung jawab sekolah) sudah ada," katanya.

Tujuan melapor ke polisi, jelas Ari, ia ingin kasus ini diusut tuntas dan kejadian serupa tidak terulang.

"Jangan ada korban lagi," katanya.

Baca juga: Anak SD di Jember Meninggal Penuh Luka Lebam, Diduga Dianiaya Ibu Kandung

Polisi terima laporan korban

Kasubag Humas Polres Ciamis, Inspektur Satu Magdalena mengatakan pihaknya telah menerima laporan korban. Kasus tersebut dugaan tindakan penganiayaan.

"Sementara sesuai laporan mereka baru 3 orang (yang melapor)," jelas Magdalena.

Setelah mendapat laporan, kata dia, pihaknya melakukan penyelidikan.

"Sejauh mana hasil penyelidikan dugaan penganiayaan ini, akan disampaikan kembali," kata Magdalena.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pimpinan Ponpes Cabul di Semarang Divonis 15 Tahun Penjara

Pimpinan Ponpes Cabul di Semarang Divonis 15 Tahun Penjara

Regional
Viral, Video Penggerebekan Judi di Kawasan Elit Semarang, Ini Penjelasan Polisi

Viral, Video Penggerebekan Judi di Kawasan Elit Semarang, Ini Penjelasan Polisi

Regional
Pj Wali Kota Tanjungpinang Jadi Tersangka Kasus Pemalsuan Surat Tanah

Pj Wali Kota Tanjungpinang Jadi Tersangka Kasus Pemalsuan Surat Tanah

Regional
Polisi Aniaya Istri Gunakan Palu Belum Jadi Tersangka, Pelaku Diminta Mengaku

Polisi Aniaya Istri Gunakan Palu Belum Jadi Tersangka, Pelaku Diminta Mengaku

Regional
Ngrembel Asri di Semarang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Ngrembel Asri di Semarang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
Gunung Ruang Kembali Meletus, Tinggi Kolom Abu 400 Meter, Status Masih Awas

Gunung Ruang Kembali Meletus, Tinggi Kolom Abu 400 Meter, Status Masih Awas

Regional
Lansia Terseret Banjir Bandang, Jasad Tersangkut di Rumpun Bambu

Lansia Terseret Banjir Bandang, Jasad Tersangkut di Rumpun Bambu

Regional
Polda Jateng: 506 Kasus Kecelakaan dan 23 Orang Meninggal Selama Mudik Lebaran 2024

Polda Jateng: 506 Kasus Kecelakaan dan 23 Orang Meninggal Selama Mudik Lebaran 2024

Regional
Disebut Masuk Bursa Pilgub Jateng, Sudirman Said: Cukup Sekali Saja

Disebut Masuk Bursa Pilgub Jateng, Sudirman Said: Cukup Sekali Saja

Regional
Bupati dan Wali Kota Diminta Buat Rekening Kas Daerah di Bank Banten

Bupati dan Wali Kota Diminta Buat Rekening Kas Daerah di Bank Banten

Regional
Pengusaha Katering Jadi Korban Order Fiktif Sahur Bersama di Masjid Sheikh Zayed Solo, Kerugian Rp 960 Juta

Pengusaha Katering Jadi Korban Order Fiktif Sahur Bersama di Masjid Sheikh Zayed Solo, Kerugian Rp 960 Juta

Regional
45 Anggota DPRD Babel Terpilih Dilantik 24 September, Ini Fasilitasnya

45 Anggota DPRD Babel Terpilih Dilantik 24 September, Ini Fasilitasnya

Regional
Golkar Ende Usung Tiga Nama pada Pilkada 2024, Satu Dosen

Golkar Ende Usung Tiga Nama pada Pilkada 2024, Satu Dosen

Regional
Pascabanjir, Harga Gabah di Demak Anjlok Jadi Rp 4.700 per Kilogram, Petani Tidak Diuntungkan

Pascabanjir, Harga Gabah di Demak Anjlok Jadi Rp 4.700 per Kilogram, Petani Tidak Diuntungkan

Regional
Terjebak di Dalam Mobil Terbakar, ASN di Lubuklinggau Selamat Usai Pecahkan Kaca

Terjebak di Dalam Mobil Terbakar, ASN di Lubuklinggau Selamat Usai Pecahkan Kaca

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com