CIAMIS, KOMPAS.com - Dua orangtua siswa yang anaknya sekolah di SMA Negeri 1 Ciamis mendatangi Polres Ciamis, Rabu (12/1/2022).
Mereka melapor ke polisi karena anaknya mengalami sejumlah luka lebam di wajah seusai mengikuti kegiatan kepramukaan di daerah Kertaharja, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis.
Dalam kegiatan tersebut, anak-anak diminta melakukan lingkaran setan oleh seniornya.
"Saya datang ke sini untuk melaporkan pihak yang terlibat (dalam kegiatan). Kelengkapan berkas (laporan) sudah dilengkapi," kata Mamay (51), salah seorang orangtua korban, saat ditemui di halaman Mapolres.
Baca juga: Bocah 6 Tahun Tewas Dianiaya Ibu, Kakak Korban juga Meninggal Tahun 2016 dengan Luka Lebam
Dia menjelaskan, anaknya biasa mengikuti latihan kepramukaan di lingkungan sekolah setiap hari Selasa dan Kamis mulai pukul 08.00-10.00 WIB.
Latihan ini sebagai persiapan mengikuti acara Hiking Rally Ciradika yang biasa dihelat di bulan Februari.
"Minggu kemarin kan belum PTM (pembelajaran tatap muka). Setelah jam 10.00 mereka bubar," kata Mamay.
Namun, lanjut dia, setelah kegiatan selesai di sekolah, anaknya dihubungi temannya. Dia diminta berkumpul di daerah Jambansari untuk kembali latihan pramuka.
"Tapi ketika terjadi kesalahan, hukumannya ditempeleng. Bukan push up atau sit up lagi," kata Mamay.
Pada hari Sabtu (8/1/2022), menurut Mamay, anaknya meminta izin untuk kembali latihan Pramuka. Rupanya, kegiatan itu bukan di sekolah.
"(Berdasar) keterangan anak-anak, lokasinya di Kertaharja, di rumah seorang alumni," ucap Mamay.
Pada Minggu (9/1/2022), Mamay mendapati wajah anaknya lebam-lebam ketika pulang dari latihan tersebut.
Awalnya, Mamay tidak langsung mengonfirmasi anaknya perihal luka tersebut. Anaknya saat itu, justru memintanya untuk menolong temannya yang ada di rumah kost.
Setelah anaknya istirahat, Mamay secara perlahan mulai mengorek informasi dari mana luka tersebut berasal.
Dari cerita anaknya, siswa yang mengikuti latihan kepramukaan di rumah alumni tersebut rupanya harus menjalani sebuah tradisi.