KOMPAS.com - Radin Inten II adalah sosok pahlawan nasional kebanggaan masyarakat Lampung yang gigih melawan Belanda di usia yang sangat belia.
Dalam beberapa catatan sejarah disebutkan bahwa Radin Inten II mulai melakukan perlawanan mengusir Belanda sesaat setelah dinobatkan sebagai Ratu Negara Ratu di Lampung.
Saat dinobatkan menjadi ratu, Radin Inten II masih berusia 16 tahun. Catatan sejarah menyebutkan penobatan itu terjadi tahun 1850.
Radin Inten II merupakan anak dari Radin Inten Kesuma atau Radin Imba II. Radin Inten II mewarisi darah kebangsawanan dari sang ayah.
Kakeknya adalah Radin Inten I. Silsilah keluarganya ini cukup dekat dengan silsilah Kerajaan Banten.
Dalam beberapa catatan disebutkan, silsilah Radin Inten II ini bersambung hingga Fatahillah.
Diketahui, Fatahillah juga seorang pejuang yang berhasil mengusir Portugis dari Sunda Kelapa pada tahun 1527.
Keberhasilan itu membuat Fatahillah mengubah nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta. Nama ini diambil dari bahasa Arab, yaitu Fathan Mubina, yang artinya kemenangan yang nyata.
Baca juga: Sultan Thaha Syaifudin, Raja Terakhir Kesultanan Jambi yang Ditetapkan Jadi Pahlawan Nasional
Radin Inten II lahir di desa Kuripan pada tahun 1834. Daerah kelahirannya itu kini dikenal sebagai wilayah Provinsi Lampung.
Namun Radin Inten II lahir dan tumbuh besar tanpa mengenal sosok sang ayah. Pasalnya, pada tahun 1834, tahun kelahirannya itu, sang ayah ditangkap Belanda dan dibuang ke Pulau Timor.
Ayah Radin Inten II yaitu Radin Imba II ditangkap Belanda karena melakukan perlawanan. Dia memimpin perlawanan bersenjata untuk menolak kehadiran Belanda di bumi Lampung.
Dari sini dapat dipahami bahwa Radin Inten II mewarisi darah perjuangan dari sang ayah.
Saat itu, Ratu Mas tidak ikut ditangkap dan dibuang oleh Belanda.
Setelah Radin Imba II sebagai ratu tidak ada, maka pemerintahan Keratuan Lampung dijalankan oleh Dewan Perwalian, di bawah kontrol Belanda.