KENDAL, KOMPAS.com - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, tetap memberlakukan simulasi pembelajaran tatap muka (PTM ) terbatas 100 persen, meskipun PPKM level 2.
Menurut Kepala Dinas P dan K Kendal, Wahyu Yusuf, simulasi PTM terbatas 100 persen tetap dilakukan. Sebab sesuai SKB 4 menteri Tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi COVID-19, daerah yang PPKM level 1 dan 2, boleh menggelar simulasi PTM terbatas.
Sekolah yang melakukan simulasi PTM terbatas, tambah Wahyu, SMP 108 (100 persen sekolah), SD 575 (100 persen sekolah), pendidikan non formal 21 (100 persen sekolah), dan PAUD 819 (98,08 persen sekolah).
Baca juga: Khawatir Penularan Omicron, Disdik Kalsel Belum Berlakukan PTM 100 Persen
“PAUD belum 100 persen, karena ada gurunya yang belum vaksin Covid ke-2, karena sakit,” kata Wahyu, Selasa (11/01/2022).
Wahyu, menjelaskan simulasi PTM terbatas 100 persen sudah diberlakukan sejak 3 Januari 2022 kemarin.
Semua siswa SD dan SMP, sudah bisa ikut PTM, tapi jam belajarnya hanya 4 jam. Uji coba dilakukan selama 2 minggu. Ia berharap, siswa dan guru yang ikut PTM, supaya tetap mentaati protokol kesehatan.
“Setiap hari kami memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan simulasi PTM terbatas 100 persen itu. Alhamdulillah, hingga hari ini semuanya masih aman dan lancar, besok kami akan laksanakan rakor untuk penentuan kebijakan periode 2 minggu selanjutnya,” aku Wahyu.
Wahyu, menjelaskan pihaknya sudah berkomunikasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kendal, terkait vaksin untuk anak usia 6-11 tahun yang duduk di bangku SD. Jumlahnya ada sekitar 90.000.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal, Parno, mengatakan, jumlah anak usia 6 hingga 11 tahun di Kabupaten Kendal sekitar 95.000 anak. Dari 95 ribu itu, yang sudah divaksin hingga hari ini sekitar 80 persen.
“ Tanggal 14 Januari 2022 besok, kami mentargetkan 85 persen anak usia 6-11 tahun sudah divaksin,” ujar Parno.
Terpisah, bupati Kendal, Dico M Ganinduto, mengatakan Kabupaten Kendal kembali ke level 2, bukan karena peningkatan jumlah kasus Covid-19 atau kurangnya capaian vaksinasi.
“Seharusnya kita masih bisa bertahan di level 1. Saat ini penilaian juga dilihat dari Aglomerasi Semarang Raya, dan kita bagian juga dari hal tersebut. Mungkin ada peningkatan kasus di daerah lain atau kurangnya capaian vaksinasi,” kata Dico.
Baca juga: IDAI: Anak di Bawah Usia 6 Tahun Tak Dianjurkan Ikuti PTM
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.