Melansir laman Kompas.com, asal-usul sate madura berasal dari cerita Arya Panoleh yang disuguhi sajian daging yang ditusuk dengan lidi oleh sang kakak Batara Katong dari Ponorogo.
Selain mengadopsi sajian sate dari daging ayam dan daging kambing, ia juga mengadopsi pakaian yang dikenakan warok yang kemudian dibawa ke wilayah madura.
Sate madura dibumbui dengan kacang tanah yang dihaluskan, petis dan bawang merah, Untuk penyajiannya, sate madura dihidangkan dengan bumbu kecap, lontong, dan juga acar.
Berbeda dengan daerah lainnya, di Bali jenis sate yang paling terkenal adalah sate lilit.
Seperti namanya, proses pembuatan sate ini tidak dengan cara ditusuk melainkan dililitkan pada bilah bambu atau serai.
Daging yang digunakan sebagai bahan sate lilit beragam mulai daging ikan, ayam, sapi, kambing, hingga babi.
Daging yang telah dihaluskan kemudian diberi bumbu rempah-rempah sehingga menimbulkan citarasa pedas meski tidak disajikan dengan bumbu kecap atau kacang seperti jenis sate yang lain.
Sebagai kuliner yang dekat dengan budaya setempat, sate lilit juga kadang digunakan dalam ritual keagamaan.
Melansir dari laman Kemendiikbud, sate klatak adalah jenis sate khas yang berasal dari Kabupaten Bantul berbahan dasar daging kambing dan ditusuk dengan jeruji sepeda.
Sate ini dimasak dengan cara dibakar dan hanya dibumbui dengan garam.
Bumbu garam yang beradu dengan bara api menimbulkan bunyi “tak.. tak.. tak..” yang menjadi asal mula penamaan sate klatak.
Untuk sajiannya, biasanya sate klatak juga disajikan dengan kuah kaldu dari daging atau tulang kambing.