Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah VOC di Indonesia: Kedatangan, Masa Kejayaan, hingga Keruntuhannya

Kompas.com - 10/01/2022, 20:52 WIB
Puspasari Setyaningrum

Penulis

KOMPAS.com - Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC) kongsi dagang Belanda yang kemudian berkembang dan memonopoli perdagangan di kawasan Asia.

Organisasi ini bisa menyaingi serikat dagang Portugis dan Inggris yang sudah dibentuk sebelum VOC berdiri.

Baca juga: Mengenal Sultan Hasanuddin dan Perjuangannya Melawan VOC

Namun di balik kesuksesannya, VOC menorehkan sejarah kelam bagi bangsa Indonesia dengan monopoli dagangnya, hingga akhirnya terusir oleh kehadiran tentara Jepang.

Baca juga: Benarkah Cat Rendah VOC Terbaik untuk Udara Dalam Ruangan yang Sehat?

Kedatangan Belanda di Indonesia dan Pembentukkan VOC

Tokoh pengusul kongsi dagang VOC, Johan van OldenbarneveltWikipedia Tokoh pengusul kongsi dagang VOC, Johan van Oldenbarnevelt

Melansir dari Kompas.com. kedatangan Belanda ke nusantara berawal pada abad ke-16 di mana Belanda membuat ekspedisi pelayaran untuk mencari 'Kepulauan Rempah-rempah'.

Baca juga: Mengapa Markas Besar VOC Dipindahkan dari Ambon ke Batavia?

Dalam ekspedisi itu dikirimkan empat kapal dengan 249 awak dan 64 pucuk meriam berangkat di bawah pimpinan Cornelis de Houtman.

Baru pada Juni 1596, kapal-kapal de Houtman sampai di Banten yang merupakan pelabuhan dengan penjualan lada terbesar di Jawa Barat.

Temuan Houtman ini yang menjadi panduan bagi penjelajah Belanda yang menggelar ekspedisi besar-besaran ke Nusantara.

Pada Maret 1599 Jacob van Neck tiba di 'Kepulauan Rempah-rempah' Maluku.

Ia kemudian kembali ke Belanda dengan mengangkut banyak rempah-rempah.

Keuntungan yang didapat Jacob van Neck itu memikat banyak pengusaha Belanda dan terjadilah persaingan dagang yang justru membuat keuntungan menjadi semakin kecil.

Melansir laman anri.go.id, VOC kemudian didirikan oleh perkumpulan saudagar Belanda di bawah pemerintah pada tahun 1602 dengan pusatnya di Amsterdam.

VOC didirikan pemerintah belanda dan serikat dagang sebagai solusi dari persaingan harga rempah-rempah yang semakin liar.

Masa Kejayaan VOC di Nusantara

Perkumpulan para saudagar di Belanda yang menjadi cikal bakal VOCDutch Maritime Museum Perkumpulan para saudagar di Belanda yang menjadi cikal bakal VOC

Tak memakan waktu lama, pada abad ke-17 dan ke-18 VOC atau dikenal juga sebagai Perserikatan Dagang Hindia Timur berkembang menjadi serikat dagang yang paling sukses.

Kesuksesannya berhasil menekan para pedagang Inggris dan Portugis yang telah lebih dulu mencapai nusantara.

Dengan kesuksesan tersebut, parlemen Belanda memberikan VOC memiliki hak istimewa yang dikenal sebagai hak octrooi yang memberi kewenangan untuk:

- melakukan monopoli perdagangan rempah-rempah di wilayah antara Tanjung Harapan sampai Selat Magellan termasuk nusantara,
- merekrut pegawai atas dasar sumpah setia,
- membentuk angkatan perang dan melakukan perang
- membangun benteng, mengadakan perjanjian di seluruh Asia
- serta mencetak dan mengeluarkan mata uang

Selanjutnya di tahun 1610, Belanda juga menempatkan seorang Gubernur Jenderal di Batavia untuk menangani urusan perdagangan dan ekspansi.

Gubernur Jenderal VOC pertama di nusantara adalah Pieter Both (1602-1614) yang berkedudukan di Batavia.

Kemudian ada juga Frederik de Houtman yang menjabat sebagai sebagai Gubernur Jenderal di Ambon (1605 hingga 1611).

Dengan meluasnya kewenangan VOC yang tidak hanya mengurusi masalah perdagangan, dan dengan hasil monopoli penjualan rempah-rempah tak heran VOC bisa mencapai puncak kejayaan.

Bahkan di nusantara, VOC menjajah dengan waktu yang lama karena secara bertahap selalu memperluas dan memperkuat daerah jajahan secara sistematis.

Tak hanya ingin memonopoli rempah-rempah, VOC juga masuk ke ranah politik pemerintahan setempat demi bisa mengambil keuntungan sebanyak-banyaknya.

Masa Keruntuhan VOC 

VOC melemah ketika para petinggi-petingginya tak lagi peduli dengan pembagian saham dan mulai ingin memperkaya diri.

Melemahnya VOC mulai terlihat pada abad ke-18 di mana korupsi mulai merajalela den menimbulkan beban hutang yang menumpuk.

Hal ini dimanfaatkan Inggris dan Perancis untuk memperkuat serikat dagangnya dan pelan-pelan menyerang daerah-daerah kekuasan VOC.

Selain itu, biaya yang harus dilakukan untuk berperang di nusantara melawan rakyat juga terus meningkat.

Pada akhirnya di tanggal 31 Desember 1799 VOC resmi dinyatakan bubar oleh pemerintah Belanda.

Segala tanggungan utang piutang berikut aset milik VOC diambil alih oleh pemerintah Belanda.

Di Indonesia, Gubernur Jenderal VOC terakhir adalah Van Overstraten yang masih bertugas mempertahankan Hindia Belanda dari serangan Inggris.

Sumber:
sejarah-nusantara.anri.go.id 
www.gramedia.com
kompas.com 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jelang Putusan MK, Sudirman Said: Apapun Putusannya, Hakim Akan Beri Catatan Penting

Jelang Putusan MK, Sudirman Said: Apapun Putusannya, Hakim Akan Beri Catatan Penting

Regional
Isak Tangis Keluarga di Makam Eks-Casis TNI Korban Pembunuhan Serda Adan

Isak Tangis Keluarga di Makam Eks-Casis TNI Korban Pembunuhan Serda Adan

Regional
Kecelakaan Maut di Wonogiri, Pengendara Motor Jatuh Sebelum Ditabrak Truk Pengangkut BBM

Kecelakaan Maut di Wonogiri, Pengendara Motor Jatuh Sebelum Ditabrak Truk Pengangkut BBM

Regional
Kaget Ada Mobil Tiba-tiba Putar Arah, Pelajar SMA di Brebes Tewas Terlindas Truk

Kaget Ada Mobil Tiba-tiba Putar Arah, Pelajar SMA di Brebes Tewas Terlindas Truk

Regional
Lebih dari Setahun, “Runway” Bandara Binuang Rusak Akibat Tanah Amblas

Lebih dari Setahun, “Runway” Bandara Binuang Rusak Akibat Tanah Amblas

Regional
Waspada Banjir dan Longsor, BMKG Prediksi Hujan Deras di Jateng Seminggu ke Depan

Waspada Banjir dan Longsor, BMKG Prediksi Hujan Deras di Jateng Seminggu ke Depan

Regional
Harus Alokasi Hibah Pilkada, Aceh Barat Daya Defisit Anggaran Rp 70 Miliar

Harus Alokasi Hibah Pilkada, Aceh Barat Daya Defisit Anggaran Rp 70 Miliar

Regional
2 Eks Pejabat Bank Banten Cabang Tangerang Didakwa Korupsi Kredit Fiktif Rp 782 Juta

2 Eks Pejabat Bank Banten Cabang Tangerang Didakwa Korupsi Kredit Fiktif Rp 782 Juta

Regional
Perbaikan Jembatan Terdampak Banjir di Lombok Utara Jadi Prioritas

Perbaikan Jembatan Terdampak Banjir di Lombok Utara Jadi Prioritas

Regional
PKS Usulkan Anggota DPR Nasir Djamil Jadi Cawalkot Banda Aceh

PKS Usulkan Anggota DPR Nasir Djamil Jadi Cawalkot Banda Aceh

Regional
Tak Terima Ibunya Dihina, Pria di Riau Bunuh Istrinya

Tak Terima Ibunya Dihina, Pria di Riau Bunuh Istrinya

Regional
Sambut Indonesia Emas 2045, GP Ansor Gelar Acara Gowes Sepeda Jakarta-Bogor

Sambut Indonesia Emas 2045, GP Ansor Gelar Acara Gowes Sepeda Jakarta-Bogor

Regional
Pengadaan Kapal Fiktif Rp 23,6 Miliar, Pengusaha Cilegon Divonis 4 Tahun Penjara

Pengadaan Kapal Fiktif Rp 23,6 Miliar, Pengusaha Cilegon Divonis 4 Tahun Penjara

Regional
5 Pemandian Air Panas Magelang, Ada yang Buka 24 Jam

5 Pemandian Air Panas Magelang, Ada yang Buka 24 Jam

Regional
Terduga Pelaku Pembunuhan Karyawan Toko Pakaian Asal Karanganyar Belum Tertangkap

Terduga Pelaku Pembunuhan Karyawan Toko Pakaian Asal Karanganyar Belum Tertangkap

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com