JAMBI, KOMPAS.com - Seorang guru honorer bergaji rendah, tidak hanya mengabdi untuk pendidikan, tetapi memilih jalur sunyi sebagai pejuang literasi.
Adalah Irma Sari Sinaga, anak perempuan ketiga dari empat bersaudara oleh pasangan Bapak Firman Sinaga dan Ibu Lameria Hasibuan.
Dia dilahirkan di salah satu kabupaten kecil di Sumatera Utara yaitu Indrapura pada hari Senin, 16 Februari 1998 pukul 19.22 WIB.
Lahir di Kabupaten kecil dengan suasana pedesaan yang asri membuatnya menjalani hidup sederhana, sama seperti tanah kelahirannya.
Sebagai manusia alam, Irma memiliki hobi traveling, camping, dan berolahraga. Dia menjadikan hobinya sebagai kegiatan untuk melipir sejenak kejenuhannya.
Lahir dalam keluarga sederhana membuat perempuan 23 tahun ini menjadi pribadi yang mandiri, pekerja keras, dan selalu mewujudkan kemauannya. Menariknya, semua keinginan Irma dipenuhinya lewat tabungan berisi Rp 2.000 yang rutin diisi sejak duduk di kelas IV SD.
Menjadi anak perempuan ketiga tidak membuatnya menjadi manja dan sesukanya dalam keluarga, justru ia memiliki tanggung jawab untuk membanggakan orangtuanya setelah keberhasilan kedua kakaknya.
Irma menempuh pendidikan dasar di SD Negeri 189/VIII Pematang Sapat pada tahun 2004-2010. Kemudian, atas permintaan ibunda tercinta, Irma menempuh pendidikan menengah pertamanya di SMPN 35 Kabupaten Tebo pada tahun 2010-2013.
Menjadi lulusan terbaik di SMP membuatnya memiliki keinginan untuk menempuh pendidikan menengah atas di sekolah terbaik di Kabupaten Bungo.
“Pendidikan tetap nomor satu,” ujar Irma melalui pesan singkat, Sabtu, (8/1/2022).
Tetapi lagi-lagi, setelah banyak pertimbangan, ibunda tercinta memilih sekolah menengah atas (SMU) yang menurutnya baik. Irma menempuh pendidikan di SMA Negeri 3 Muara Bungo atau sekarang ganti nama menjadi SMA Negeri 4 Muara Bungo pada tahun 2013-2016.
Kemudian Irma menamatkan studi S1 nya di Universitas Negeri Jambi dengan program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) sesuai keinginan ibunya dengan bantuan beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (PPA) pada tahun 2021 dengan masa studi 3,7 tahun dengan prestasi Cumlaude.
Setelah lulus kuliah, Irma mendaftar di beberapa sekolah untuk mengajar dan akhirnya diterima di SD Negeri 158/VIII Rimbo Mulyo. Menjadi guru muda yang belum memiliki pengalaman membuatnya sedikit kurang percaya diri dengan kemampuannya.
Tetapi, berkat dorongan kepala sekolah dan bimbingan rekan kerja membuatnya tetap semangat dan terus mencoba memberikan yang terbaik untuk peserta didik dan sekolah.
Salah satu kabar baik yang Irma dapatkan saat menjadi guru di SD Negeri 158/VIII Rimbo Mulyo adalah ketika tahu bahwa sekolah tersebut merupakan sekolah mitra program PINTAR Tanoto Foundation.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.