Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bocah di NTT Seorang Diri Rawat Ibunya yang Gangguan Jiwa, Kerja Angkat Batu Bata Sepulang Sekolah

Kompas.com - 08/01/2022, 15:00 WIB
Markus Makur,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

BORONG, KOMPAS.com- Egi Yohanes Bahur (13) berlari memasuki halaman rumahnya di Kampung Jengok, Desa Bangka Kantar, Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur, Jumat (7/1/2022) siang. Peluh bercucuran membasahi keningnya.

Di dalam rumahnya, sudah ada sekitar lebih dari 20 orang sedang duduk menunggu.

Baca juga: Bupati Manggarai Timur: Terima Kasih Para Pegawai yang Tetap Bekerja meski Saya Terbaring Sakit

Beberapa di antaranya adalah relawan Kelompok Kasih Insanis (KKI) Peduli Sehat Jiwa Nusa Tenggara Timur dan Kabupaten Manggarai Timur, serta sejumlah warga sekitar.

Bocah yang kerap disapa Egi itu buru-buru pulang ke rumahnya setelah mendengar kabar ada relawan yang datang berkunjung.

"Tadi setelah pulang sekolah, saya ada kerja angkat batu bata di rumah salah satu warga di sini," katanya kepada Kompas.com.

Baca juga: Jalan Penghubung Waelengga-Lete di Manggarai Timur Putus Total, Warga Bangun Jembatan Darurat

Relawan KKI mendatangi rumah Egi setelah mendapat informasi bahwa ibu remaja tersebut mengalami sakit gangguan jiwa.

Para relawan kelompok peduli Sehat Jiwa (PSJ) itu datang untuk melihat kondisi sekaligus memberikan edukasi kesehatan jiwa kepada keluarga tersebut.

Ibunda sakit sejak 9 tahun lalu

Ilustrasishutterstock Ilustrasi

Ibunda Egi, MN, mengalami sakit kejiwaan sejak 2013. Ia selalu bicara sendiri dan menaruh curiga kepada setiap orang yang datang ke rumahnya.

"Kami di sini memang kasihan dengan kondisi Ibu MN. Tetapi kami tidak bisa membantu karena dia selalu curiga dan bahkan memaki orang yang datang ke rumahnya," kata salah seorang warga Jengok.

Baca juga: Curi Uang Rp 15 Juta di Gereja, Seorang Pria di Manggarai Ditangkap


Rumah sederhana yang ditinggali Egi dan ibunya di Manggarai Timur. Rumah sederhana yang ditinggali Egi dan ibunya di Manggarai Timur.
Egi rawat seorang diri ibunya

MN memiliki tujuh orang anak. Anak sulung hingga anak kelima telah berkeluarga dan tinggal jauh dengan mereka. Ada yang merantau ke Malaysia dan Kalimantan.

Setelah suaminya meninggal, MN tinggal bertiga dengan kedua anaknya, Egi dan Linda.

Egi kini duduk di bangku kelas dua SMP Negeri 8 Borong. Sedangkan Linda kelas satu SMK Tiara Nusa Borong.

Sejak Linda masuk SMK pada Juli 2021, ia tinggal di asrama karena jarak ke sekolah cukup jauh, sekitar 7 Km.

Kini, MN hanya tinggal berdua dengan Egi, putra bungsunya.

"Sejak kakak saya tinggal di asrama, saya yang urus mama. Saya yang masak, cuci, dan mengerjakan semua pekerjaan di rumah," tutur Egi.

Baca juga: Pjs Kades di Manggarai Barat Ditemukan Tewas di Kamar Hotel, Diduga Bunuh Diri

Egi sekolah sambil bekerja

Egi bercerita, sejak ayahnya meninggal, setelah pulang sekolah, ia selalu berusaha mendapatkan uang. Biasanya ia bekerja serabutan.

"Saya kerja itu mulai kelas enam SD. Saya biasa kerja bajak orang punya sawah, tanam padi, dan kerja apa saja yang bisa menghasilkan uang," katanya.

"Dari pekerjaan-pekerjaan itu, saya dapat upah Rp 10.000 hingga Rp 20.000," lanjut Egi.

Uang hasil kerjanya itu, kata dia, digunakan untuk membeli kebutuhan sekolah dan pakaian serta kebutuhan lainnya.

"Kalau uang sekolah dikirim oleh kakak yang kerja di Malaysia. Begitu juga untuk beli beras dan kebutuhan lainnya di rumah. Kadang uang yang kakak kirim itu tidak cukup untuk penuhi kebutuhan kami," ujarnya, sambil menambahkan bahwa hingga saat ini, ia dan Linda belum mendapat bantuan Program Indonesia Pintar (PIP).

Baca juga: Diduga Aniaya Warga di Sebuah Kafe, Ini Penjelasan Oknum Polisi Manggarai Barat

Linda yang kebetulan sedang berada di rumahnya saat kunjungan KKI, juga mengaku demikian.

"Dulu masih SMP, saya juga biasa pergi kerja tanam padi di orang punya sawah untuk mendapatkan uang," ceritanya.

Saat ini, kata dia, dalam seminggu, ia selalu datang ke rumah untuk melihat kondisi ibu dan adiknya.

"Saya sebenarnya tidak tega untuk tinggal jauh dari mereka. Tetapi mau bagaimana lagi. Saya tidak bisa jalan tujuh kilometer pergi-pulang sekolah," katanya.

Baca juga: UPDATE Covid-19 di Jatim, DIY, Bali, NTB, NTT, Kalbar, dan Kalsel 7 Januari 2022

Berharap ibundanya sehat

Egi mengatakan, sejak ibunya sakit, baru sekali petugas kesehatan datang berkunjung dan memberikan obat.

"Sekitar dua bulan lalu petugas kesehatan datang antar obat. Mama tidak mau minum itu obat. Sampai saat ini, mereka tidak pernah datang lagi," kata Egi.

Egi dan Linda berharap agar petugas kesehatan dan pemerintah memerhatikan kondisi ibu mereka.

"Kami ingin mama sehat seperti dulu," harapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pelaku Pembunuhan Mantan Istri di Kubu Raya Menyerahkan Diri

Pelaku Pembunuhan Mantan Istri di Kubu Raya Menyerahkan Diri

Regional
Kronologi Hilangnya Gadis Asal Karanganyar di Malam Takbiran hingga Ditemukan Tewas Tertutup Plastik

Kronologi Hilangnya Gadis Asal Karanganyar di Malam Takbiran hingga Ditemukan Tewas Tertutup Plastik

Regional
Ketua DPD Golkar Kalbar Dipastikan Tak Maju Jadi Calon Gubernur

Ketua DPD Golkar Kalbar Dipastikan Tak Maju Jadi Calon Gubernur

Regional
Pria di Kubu Raya Diduga Bunuh Mantan Istri, Pelaku Belum Tertangkap

Pria di Kubu Raya Diduga Bunuh Mantan Istri, Pelaku Belum Tertangkap

Regional
Bumi Perkemahan Sukamantri di Bogor: Daya Tarik, Fasilitas, dan Rute

Bumi Perkemahan Sukamantri di Bogor: Daya Tarik, Fasilitas, dan Rute

Regional
Aduan Tarif Parkir 'Ngepruk' di Solo Selama Lebaran Minim, Dishub: Tim Saber Pungli Kita Turunkan Semua

Aduan Tarif Parkir "Ngepruk" di Solo Selama Lebaran Minim, Dishub: Tim Saber Pungli Kita Turunkan Semua

Regional
Detik-detik Kecelakaan ALS, Bus Melambat, Oleng, Lalu Terbalik

Detik-detik Kecelakaan ALS, Bus Melambat, Oleng, Lalu Terbalik

Regional
Pemkot Ambon Tak Berlakukan WFH bagi ASN Usai Libur Lebaran

Pemkot Ambon Tak Berlakukan WFH bagi ASN Usai Libur Lebaran

Regional
5 Unit Rumah Semipermanen di Ende Ludes Terbakar, Kerugian Capai Ratusan Juta Rupiah

5 Unit Rumah Semipermanen di Ende Ludes Terbakar, Kerugian Capai Ratusan Juta Rupiah

Regional
Sungai Meluap, 4 Desa di Sikka Terdampak Banjir

Sungai Meluap, 4 Desa di Sikka Terdampak Banjir

Regional
Daftar 20 Korban Tewas Tragedi Bencana Longsor di Tana Toraja

Daftar 20 Korban Tewas Tragedi Bencana Longsor di Tana Toraja

Regional
Toko Emas di Blora Dirampok, Pelaku Sempat Todongkan Senjata Api saat Beraksi

Toko Emas di Blora Dirampok, Pelaku Sempat Todongkan Senjata Api saat Beraksi

Regional
Pendangkalan Muara Pelabuhan Nelayan di Bangka, Pemprov Gandeng Swasta

Pendangkalan Muara Pelabuhan Nelayan di Bangka, Pemprov Gandeng Swasta

Regional
2 Perahu Tabrakan di Perairan Nunukan, Dishub: Tak Ada Sanksi untuk Agen Pelayaran

2 Perahu Tabrakan di Perairan Nunukan, Dishub: Tak Ada Sanksi untuk Agen Pelayaran

Regional
Jadi Saksi Kunci, Bocah 7 Tahun di Palembang Lihat Pelaku yang Bunuh Ibu dan Kakak Perempuannya

Jadi Saksi Kunci, Bocah 7 Tahun di Palembang Lihat Pelaku yang Bunuh Ibu dan Kakak Perempuannya

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com