Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tragedi Kapal Tenggelam di Malaysia, 21 Buruh Migran Tewas, Oknum Anggota TNI AU Ikut Terlibat

Kompas.com - 08/01/2022, 12:13 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Kapal yang ditumpangi 64 pekerja migran Indonesia karam akibat dihantam ombak saat cuaca buruk di Pantai Tanjung Balau, Kota Tinggi Johor, Malaysia, pada Rabu (15/12/2021).

Dari kecelakaan tersebut, 21 orang tewas, 30 orang belum ditemukan, dan 13 orang selamat. Semua penumpang di dalam kapal tersebut adalah warga negara Indonesia.

Disebutkan, kapal terbalik pada Rabu pagi sekitar pukul 05.00 waktu setempat. Kapal tersebut ditemukan di 0,3 mil laut (500 meter) tenggara Tanjung Balau, Kota Tinggi, Johor.

Pada Kamis (23/12/2021), 11 jenazah korban dijemput menggunakan kapal milik Direktorat Polisi Air Polda Kepri.

Baca juga: Polda NTB: Penyalur TKI Ilegal Pasang Tarif hingga Rp 10 Juta pada Korban untuk ke Malaysia

Tangkap pemilik kapal di Kepulauan Riau

Susanto alias Acing (43), otak penyeludupan puluhan Pekerja Migran Indonesia ilegal melalui wilayah Kepulauan Riau (Kepri) menuju Malaysia ditangkap polisi.KOMPAS.COM/HADI MAULANA Susanto alias Acing (43), otak penyeludupan puluhan Pekerja Migran Indonesia ilegal melalui wilayah Kepulauan Riau (Kepri) menuju Malaysia ditangkap polisi.
Tak menunggu lama, petugas mengamankan S alias Acing (43), otak penyelundupan pekerja migran yang kapalnya karam di Johor, Malaysia.

Ia ditangkap di kawasan Tanjung Uban, Bintan, pada Minggu (2/1/2022) sore.

Acing adalah pemilik kapal yang karam yang membawa 64 buruh migran ke Malaysia.

Kepada petugas, ia mengakui bahwa Pelabuhan Gentong di Bintang Utara, Kepri, yang menjadi tiitk keberangkatan pada korban adalah miliknya.

Baca juga: Otak Penyelundupan TKI Ilegal yang Kapalnya Tenggelam di Malaysia Ditangkap, Ini Perannya

Namun, ia bercerita baru pertama kali melakukan hal tersebut. Ia mendapatkan informasi dari agen pengumpul buruh migran yang beroperasi di berbagai provinsi di Indonesia.

Acing akan menyiapkan fasilitas untuk berangkat ke Malaysia, jika para agen ini telah mengumpulkan 80 orang buruh migran.

Selain itu, Acing juga menyediakan lokasi penampungan sementara yang tersebar di Batam.

Setelah menemukan waktu keberangkatan, Acing baru menginstruksikan agar para PMI yang berada di Batam langsung berangkat menuju Bintan.

Baca juga: Otak Penyelundupan TKI Ilegal yang Tenggelam di Malaysia Ditangkap

Setelah menunggu beberapa jam di Bintan, para buruh migran akan dibawa ke Malaysia menggunakan kapal milik Aceng.

Sebelumnya, nama Susanto sendiri muncul dari keterangan yang dilontarkan oleh Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani beberapa waktu silam melalui media massa.

BP2MI juga menduga, ada keterlibatan oknum TNI dalam peristiwa kapal karam di Perairan Malaysia beberapa waktu lalu.

Hal itu didasari oleh hasil investigasi yang dilakukan BP2MI terkait peristiwa kemanusiaan tersebut. Oknum tentara angkatan darat dan angkatan laut diduga membantu menyelundupkan PMI ilegal ke Malaysia.

Baca juga: Polri Dalami Dugaan Keterlibatan Oknum Polisi Terkait Pengiriman PMI Ilegal ke Malaysia

Oknum TNI AU juga diamankan

Polisi menurunkan peti jenazah salah satu TKI korban kapal karam dari mobil ambulans di Rumah Sakit Bhayangkara, Batam, Kepulauan Riau, Kamis (23/12/2021) malam. Sebanyak 11 jenazah korban kapal karam yang mengangkut TKI ilegal di Perairan Johor Bahru, Malaysia, pada Rabu (15/12/2021) dipulangkan melalui jalur laut menggunakan Kapal Patroli Polisi Perairan Indonesia KP Laksmana 7012. ANTARA FOTO/Teguh Prihatna Polisi menurunkan peti jenazah salah satu TKI korban kapal karam dari mobil ambulans di Rumah Sakit Bhayangkara, Batam, Kepulauan Riau, Kamis (23/12/2021) malam. Sebanyak 11 jenazah korban kapal karam yang mengangkut TKI ilegal di Perairan Johor Bahru, Malaysia, pada Rabu (15/12/2021) dipulangkan melalui jalur laut menggunakan Kapal Patroli Polisi Perairan Indonesia KP Laksmana 7012.
TNI Angkatan Udara (AU) menahan Sersan Kepala S yang diduga ikut membantu pengiriman pekerja migran Indonesia ilegal ke Malaysia.

Penahanan dilakukan Polisi Militer TNI AU (Pomau) menyusul pendalaman yang dilakukan TNI AU atas keterangan BP2MI beberapa waktu lalu.

Kepala Dinas Penerangan TNI AU (Kadispenau) Marsma TNI Indan Gilang Buldansyah mengatakan, Sersan Kepala S teah ditetapkan sebagai tersangka oeh penyidik Pomau.

Indan menjelaskan, keterlibatan Sersan Kepala S sebagai penyedia jasa transportasi darat.

Baca juga: Babak Baru Kasus Pengiriman PMI Ilegal, BP2MI Sebut Ada Keterlibatan Oknum Polri

Sementara itu, Kepala BP2MI Benny Rhamdani mengatakan, hasil investigasi pengiriman PMI itu dilakukan secara terorganisasi.

Dalam pelaksanaan pengiriman pekerja migran ilegal ini, ada calo-calo perekrut di daerah asal hingga pengurus transportasi di Bandara Hang Nadim, Batam, menuju pelabuhan di Tanjunguban.

Terkait peran Acing, Benny mengatakan, ia tak pernah tersentuh aparat penegak hukum.

Hal ini makin menguatkan dugaan BP2MI bahwa kegiatan pengiriman PMI ilegal itu sudah berlangsung lama dan diketahui banyak pihak.

Baca juga: Bertambah 1, Total 4 Orang Jadi Tersangka Pengiriman PMI Ilegal ke Malaysia

"Dalam pelaksanaan kegiatannya, Susanto alias Acing tidak pernah tersentuh aparat keamanan dan aparat hukum," katanya.

Ia pun menduga kuat ada dukungan (backing) kuat dari anggota aparat penegak hukum setempat.

Bayar Rp 10 juta hingga Rp 15 juta

Anggota Kepolisian Perairan Indonesia memasukkan peti jenazah PMI korban kapal tenggelam di perairan Johor Bahru, Malaysia. (ANTARA/HO-Kemenlu RI)ANTARA/KEMENLU Anggota Kepolisian Perairan Indonesia memasukkan peti jenazah PMI korban kapal tenggelam di perairan Johor Bahru, Malaysia. (ANTARA/HO-Kemenlu RI)
Pekerja migran Indonesia yang berangkat secara ilegal ke Malaysia diketahui harus membayar uang berkisar antara Rp 10 juta-Rp 15 juta kepada calo perekrut.

Uang yang dibayarkan tersebut termasuk biaya tiket pesawat dari daerah asal ke Batam dan transportasi ke Malaysia.

Hal tersebut disampaikan Deputi Bidang Penempatan dan Pelindungan Kawasan Eropa dan Timur Tengah Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Irjen Achmad Kartiko dalam konferensi pers secara daring, Selasa (28/12/2021).

Achmad mengungkapkan, para pekerja migran yang diberangkatan secara ilegal ini bukan tenaga profesional. Mereka adalah tenaga kerja serabutan.

Baca juga: BP2MI Sebut Prajurit TNI AL Terlibat Pengiriman PMI Ilegal, KSAL: Jangan Cari Kambing Hitam!

Menurut Achmad, para calo perekrut pekerja migran ilegal mengiming-imingi mereka gaji yang besar.

"Mereka dijanjikan untuk bekerja di tempat-tempat dengan gaji tinggi di Malaysia. Pada kenyataannya tidak seperti itu. Jadi ada unsur bujuk rayu dan tipu muslihat dari para calo-calo ini," tuturnya.

Selain Sersan Kepala S dan Acing, petugas juga menetapkan dua tersangka lainnya. Mereka adalah JIS dan AS, warga Batam.

Keduanya berperan sebagai perekrut PMI yang hendak dikirimkan ke Malaysia secara ilegal.

Baca juga: BP2MI Duga Oknum TNI AU dan AL Terlibat Pengiriman TKI Ilegal yang Tenggelam di Malaysia

Ke Malaysia untuk biaya sekolah anak

Suasana rumah duka almarhum Bangsal di Desa Kawo, Lombok TengahKOMPAS.COM/IDHAM KHALID Suasana rumah duka almarhum Bangsal di Desa Kawo, Lombok Tengah
Salah satu korban yang tewas tenggelam adalah Bangsal Udin Basar, warga Desa Kawo, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, NTB.

Istri Bangsal, Murni (40), mengatakan, suaminya berencana ke Malaysia karena desakan ekonomi dan kebutuhan biaya sekolah anaknya.

"Dia mau cari uang katanya, anak yang paling besar itu sekolah pondok, dan itu yang membuat keras hatinya ingin ke sana," ujarnya, Jumat (17/12/2021).

Baca juga: Tragedi Kapal Angkut 50 WNI Tenggelam di Malaysia, Ada yang Sempat Video Call Keluarga

Bangsal berangkat ke Malaysia karena kesulitan mendapat pekerjaan dan ia ditawari oleh teman-temannya yang lebih dulu ke Malaysia.

"Karena di sini tidak ada pekerjaan, dan di sana (Malaysia) ada pekerjaan, dan ditelepon sama teman-temannya di sana, akhirnya punya inisiatif cari kerjaan sendiri," ucapnya.

Kepada sang adik, Roy, Bangsal tak pernah menceritakan bahwa perjalanannya ke Malaysia melalui jalur ilegal.

Baca juga: Kisah Bangsal, Korban Kapal Tenggelam di Johor Bahru, Hendak Kerja di Malaysia demi Biayai Anaknya Sekolah

"Sebelumnya tidak pernah cerita, dia akan berangkat melalui jalur bahaya, dia bilang, ‘Saya mau berangkat, dan minta doa'," ungkapnya.

Roy menuturkan, sewaktu kakaknya masih di Batam, Selasa (14/12/2021), dirinya sekeluarga sempat menelepon Bangsal via video call aplikasi WhatsApp.

"Malam Selasa itu kita telepon, kita nasihat dia supaya hati-hati mengingat cuaca buruk. Dia hanya bilang, 'Mohon doa keselamatan'," kenangnya.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Hadi Maulana, Achmad Nasrudin Yahya, Tsarina Maharan, Idham Khalid | Editor : Gloria Setyvani Putri, Krisiandi, Dani Prabowo, Priska Sari Pratiwi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Rabu 17 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Rabu 17 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Rabu 17 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Rabu 17 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Rabu 17 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Rabu 17 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 17 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 17 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Pelaku Pembunuhan Mantan Istri di Kubu Raya Menyerahkan Diri

Pelaku Pembunuhan Mantan Istri di Kubu Raya Menyerahkan Diri

Regional
Kronologi Hilangnya Gadis Asal Karanganyar di Malam Takbiran hingga Ditemukan Tewas Tertutup Plastik

Kronologi Hilangnya Gadis Asal Karanganyar di Malam Takbiran hingga Ditemukan Tewas Tertutup Plastik

Regional
Ketua DPD Golkar Kalbar Dipastikan Tak Maju Jadi Calon Gubernur

Ketua DPD Golkar Kalbar Dipastikan Tak Maju Jadi Calon Gubernur

Regional
Pria di Kubu Raya Diduga Bunuh Mantan Istri, Pelaku Belum Tertangkap

Pria di Kubu Raya Diduga Bunuh Mantan Istri, Pelaku Belum Tertangkap

Regional
Bumi Perkemahan Sukamantri di Bogor: Daya Tarik, Fasilitas, dan Rute

Bumi Perkemahan Sukamantri di Bogor: Daya Tarik, Fasilitas, dan Rute

Regional
Aduan Tarif Parkir 'Ngepruk' di Solo Selama Lebaran Minim, Dishub: Tim Saber Pungli Kita Turunkan Semua

Aduan Tarif Parkir "Ngepruk" di Solo Selama Lebaran Minim, Dishub: Tim Saber Pungli Kita Turunkan Semua

Regional
Detik-detik Kecelakaan ALS, Bus Melambat, Oleng, Lalu Terbalik

Detik-detik Kecelakaan ALS, Bus Melambat, Oleng, Lalu Terbalik

Regional
Pemkot Ambon Tak Berlakukan WFH bagi ASN Usai Libur Lebaran

Pemkot Ambon Tak Berlakukan WFH bagi ASN Usai Libur Lebaran

Regional
5 Unit Rumah Semipermanen di Ende Ludes Terbakar, Kerugian Capai Ratusan Juta Rupiah

5 Unit Rumah Semipermanen di Ende Ludes Terbakar, Kerugian Capai Ratusan Juta Rupiah

Regional
Sungai Meluap, 4 Desa di Sikka Terdampak Banjir

Sungai Meluap, 4 Desa di Sikka Terdampak Banjir

Regional
Daftar 20 Korban Tewas Tragedi Bencana Longsor di Tana Toraja

Daftar 20 Korban Tewas Tragedi Bencana Longsor di Tana Toraja

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com