Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tragedi Kapal Tenggelam di Malaysia, 21 Buruh Migran Tewas, Oknum Anggota TNI AU Ikut Terlibat

Kompas.com - 08/01/2022, 12:13 WIB
Rachmawati

Editor

Menurut Achmad, para calo perekrut pekerja migran ilegal mengiming-imingi mereka gaji yang besar.

"Mereka dijanjikan untuk bekerja di tempat-tempat dengan gaji tinggi di Malaysia. Pada kenyataannya tidak seperti itu. Jadi ada unsur bujuk rayu dan tipu muslihat dari para calo-calo ini," tuturnya.

Selain Sersan Kepala S dan Acing, petugas juga menetapkan dua tersangka lainnya. Mereka adalah JIS dan AS, warga Batam.

Keduanya berperan sebagai perekrut PMI yang hendak dikirimkan ke Malaysia secara ilegal.

Baca juga: BP2MI Duga Oknum TNI AU dan AL Terlibat Pengiriman TKI Ilegal yang Tenggelam di Malaysia

Ke Malaysia untuk biaya sekolah anak

Salah satu korban yang tewas tenggelam adalah Bangsal Udin Basar, warga Desa Kawo, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, NTB.

Istri Bangsal, Murni (40), mengatakan, suaminya berencana ke Malaysia karena desakan ekonomi dan kebutuhan biaya sekolah anaknya.

"Dia mau cari uang katanya, anak yang paling besar itu sekolah pondok, dan itu yang membuat keras hatinya ingin ke sana," ujarnya, Jumat (17/12/2021).

Baca juga: Tragedi Kapal Angkut 50 WNI Tenggelam di Malaysia, Ada yang Sempat Video Call Keluarga

Bangsal berangkat ke Malaysia karena kesulitan mendapat pekerjaan dan ia ditawari oleh teman-temannya yang lebih dulu ke Malaysia.

"Karena di sini tidak ada pekerjaan, dan di sana (Malaysia) ada pekerjaan, dan ditelepon sama teman-temannya di sana, akhirnya punya inisiatif cari kerjaan sendiri," ucapnya.

Kepada sang adik, Roy, Bangsal tak pernah menceritakan bahwa perjalanannya ke Malaysia melalui jalur ilegal.

Baca juga: Kisah Bangsal, Korban Kapal Tenggelam di Johor Bahru, Hendak Kerja di Malaysia demi Biayai Anaknya Sekolah

"Sebelumnya tidak pernah cerita, dia akan berangkat melalui jalur bahaya, dia bilang, ‘Saya mau berangkat, dan minta doa'," ungkapnya.

Roy menuturkan, sewaktu kakaknya masih di Batam, Selasa (14/12/2021), dirinya sekeluarga sempat menelepon Bangsal via video call aplikasi WhatsApp.

"Malam Selasa itu kita telepon, kita nasihat dia supaya hati-hati mengingat cuaca buruk. Dia hanya bilang, 'Mohon doa keselamatan'," kenangnya.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Hadi Maulana, Achmad Nasrudin Yahya, Tsarina Maharan, Idham Khalid | Editor : Gloria Setyvani Putri, Krisiandi, Dani Prabowo, Priska Sari Pratiwi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com