PALEMBANG, KOMPAS.com - Arus lalu lintas di Palembang, Sumatera Selatan mulai mengalami kepadatan sejak beberapa tahun terakhir.
Hal itu karena jumlah kendaraan, baik roda dua maupun roda empat, di Palembang terus bertambah.
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi meminta agar seluruh angkutan umum yang ada di Palembang terintegrasi sehingga mobilitas warga yang menggunakan kendaraan pribadi dapat berkurang.
Baca juga: Bocah 5 Tahun Tewas Tertimpa Pagar di Palembang, Orangtua Lapor Polisi
Budi pun berharap peran aktif dari Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru dan Wali Kota Palembang Harnojoyo untuk lebih gencar mensosialisasikan penggunaan angkutan massal, baik Light Rail Transit (LRT), bus dan oplet serta angkutan air (perahu getek, speedboat) agar dapat terintegrasi dengan baik
Hal itu dilakukan agar minat warga untuk menggunakan angkutan massal menjadi lebih tinggi.
"Bahwa angkutan massal sangat berguna untuk kota besar, menjadi salah satu untuk mengurangi polusi dan kemacetan," kata Budi ketika memberikan keterangan pers di Palembang, Sumatera Selatan, Kamis (6/1/2022).
Baca juga: Sama tapi Tak Serupa, Ini Beda LRT Jabodetabek, LRT Jakarta, dan LRT Palembang
Menurut Budi, Palembang adalah kota terlengkap yang memiliki fasilitas angkutan massal. Mulai dari LRT hingga angkutan air.
Keberhasilan penggunaan angkutan massal sendiri nantinya akan menjadi percontohan kota lain agar memaskimalkan penggunaan untuk mengurangi polusi serta kemacetan.
"Saya harap ada kondisi yang baik untuk memberikan harga (tiket angkutan massal) yang terjangkau," ujarnya.
Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru mengatakan, kepadatan lalu lintas di Palembang kini memang telah mulai dirasakan.
Sehingga, pemerintah pusat melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan pemerintah daerah mencari solusi untuk mengurai kemacetan tersebut.
Salah satunya dengan memaksimalkan penggunaan angkutan massal.
"Kita punya transportasi modern nyaman murah, harus permudah lagi akses menujunya dan kepraktisan lain, bahkan terobosan penggantian bus penumpang," jelas Herman.
Kemenhub sendiri berencana akan memberikan subsidi khusus kepada para pelajar sebesar Rp 25.000 untuk penggunaan transportasi massal.
Sehingga minat penggunaannya akan terus mengalami peningkatan.