Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ayah Pemerkosa Anak Tiri di Palopo Menyerahkan Diri, Sempat Kabur karena Takut Dihajar Warga

Kompas.com - 06/01/2022, 05:16 WIB
Amran Amir,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

PALOPO, KOMPAS.com – Setelah sempat melarikan diri, F (29), pelaku pemerkosa anak tirinya IT (14) yang masih berstatus pelajar di Kecamatan Telluwanua, Kota Palopo, Sulawesi Selatan, akhirnya dapat diamankan.

Kapolsek Telluwanua, AKP Edy Sulistyono mengatakan, pelaku diamankan setelah menyerahkan diri di Polres Toraja Utara.

“Pelaku sempat melarikan diri dan menyerahkan diri di Polres Toraja Utara pada Selasa (4/1/2022) pukul 23.30 Wita, kemudian dilakukan penjemputan oleh personel Reskrim Polsek Telluwanua yang di-backup personel Reskrim Polres Palopo,” kata Edy, saat dikonfirmasi, Rabu (5/1/2022).

Edy menuturkan, alasan pelaku melarikan diri setelah korban melapor ke tetangganya karena takut akan dihajar warga sekitar.

Baca juga: Ayah Perkosa Anak Tirinya, Terbongkar saat Korban Lapor ke Tetangga

“Pelaku mengaku takut dihajar warga, sehingga melarikan diri, namun karena menyesali perbuatannya, akhirnya memilih menyerahkan diri,” ucap Edy.

Pelaku diamankan berdasarkan laporan dari ibu korban RS (47) atas tindak pemerkosaan terhadap IT yang masih di bawah umur.

“Adapun kronologis peristiwa kejadiannya yaitu pada Minggu (2/1/2022) pukul 05.45 Wita Kecamatan Telluwanua, korban tidur di dalam kamarnya kemudian pelaku yang tak lain adalah ayah tirinya masuk ke dalam kamar korban lalu memperkosanya,” ujar Edy.

Sebelumnya diberitakan, kejadian dugaan pemerkosaan IT oleh ayah tirinya terjadi pada Minggu (2/1/2022) sekitar pukul 07.00 Wita.

Baca juga: Alhamdulillah Dapat Bantuan dari Pak Jokowi Bisa untuk Menambah Modal, Besarin Usaha

“Perbuatan bejat tersebut dilakukan pagi hari oleh pelaku di kediamannya sendiri saat korban masih tertidur di dalam kamarnya,” tutur Edy.

Edy menuturkan, saat pelaku akan melakukan perbuatan bejatnya terhadap korban yang merupakan anak tirinya, korban sempat melakukan perlawanan dan berteriak.

“Akan tetapi karena rumah tempat kejadian yang jauh dari pemukiman warga lainnya atau berada di pinggiran gunung sehingga tidak ada satupun orang yang mendengar teriakan korban yang saat itu hanya berdua di rumah,” ujar Edy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com