Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Upacara Adat di Bali, dari Ngaben hingga Galungan

Kompas.com - 05/01/2022, 14:57 WIB
Dini Daniswari

Penulis

KOMPAS.com - Upacara adat di Bali berhubungan dengan kegiatan agama Hindu, agama yang dipeluk sebagian besar masyarakat Bali. Upacara adat di Bali menjadi keseharian masyarakat di pulau ini.

Upacara adat Bali tidak hanya menarik untuk pelakunya melainkan juga wisatawan.

Pasalnya saat upacara, semua masyarakat dapat ikut berbaur dengan menggunakan pakaian adat tradisional Bali, sesuai jenis upacara. Sesaji maupun panjor menambah daya tarik upacara.

Maka tidak heran, upacara adat di Bali selalu dinanti warganya maupun wisatawan yang bertandang.

Berikut beberapa upacara adat di Bali:

1. Upacara Ngaben

Upacara Ngaben merupakan upacara pembakaran jenazah di Bali. Upacara adat masyarakat
Hindu Bali ini sebagai ritual untuk menyempurnakan jenazah saat kembali ke Sang Pencipta.

Upacara Ngaben dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu Ngaben Sawa Wedana, Ngaben
Asti Wedana, dan Swasta.

Ngaben Sawa Wedana dilakukan setelah jenazah diawetan sebelum waktu ritual pembakaran berlangsung.

Ngaben Asti Wedana dilakukan setelah jenazah dikubur terlebih dahulu.

Baca juga: Ngaben: Asal-usul, Tujuan, Prosesi, dan Macamnya

Upacara Swasta dilakukan bagi penduduk Bali yang meninggal di luar daerah atau jasadnya tidak ditemukan.

Mengingat, upacara Ngaben membutuhkan biaya yang besar maka tidak semua penduduk Bali bisa melaksanakannya saat ada saudara yang meninggal.

Untuk membantu masyarakat, pemerintah adat maupun pemerintah provinsi mengadakan upacara Ngaben massal yang diperuntukkan bagi masyarakat yang kurang mampu.

Alhasil, upacara Ngaben memang tidak selalu dilaksanakan atau diprediksikan waktu penyelenggaraannya.

2. Upacara Melasti

Upacara Melasti merupakan upacara penyucian baik untuk diri sendiri maupun untuk benda sakral milik pura.

Dalam kepercayaan agama Hindu, sumber air seperti danau, laut atau mata air merupakan sumber kehidupan atau tirta amerta.

Dalam acara ini, masyarakat berbondong-bondong menuju laut atau sumber air lainnya dengan pakaian putih serta membawa perlengkapan sembahyang.

Selain itu, mereka juga mengusung pratima, benda atau patung yang disakralkan untuk dibersihkan secara berkala.

Tujuan Upacara Melasti adalah meningkatkan bhakti pada para dewa dan meningkatkan kesadaran masyarakat Hindu agar mengembalikan  kelestarian lingkungan.

Baca juga: Serangkaian Ritual Nyepi di Bali, dari Melasti hingga Ngembak Geni

Upacara ini dapat disaksikan anatar 3-4 hari sebelum perayaan Nyepi. Wisatawan dapat menginap di hotel yang berdekatan dengan kuil Hindu yang cukup besar, seperti Kuta atau Uluwatu.

3, Hari Raya Saraswati

Hari Raya Saraswati adalah hari raya untuk merayakan ilmu pengetahuan. Pada hari ini, umat Hindu Bali melakukan upacara khusus untuk memuja atau mengagungkan Dewi Saraswati. Dewi yang dipercaya membawa ilmu pengetahuan di bumi sehingga manusia menjadi pintar dan terpelajar.

Semua yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan, seperti buku dan kitab didoakan dalam upacara Saraswati.

Dalam upacara ini juga ditampilkan pentas tari dan pembacaan cerita hingga semalam suntuk.

4. Hari Raya Galungan

Galungan berasal dari Jawa Kuno yang berarti 'Menang'. Sesuai dengan namanya upacara adat Bali ini untuk merayakan kemenangan melawan kejahatan.

Upacara Galungan juga diperingati untuk memperingati terciptanya alam semesta beserta
isinya.

Rangkaian Upacara Galungan sudah berlangusng 25 hari sebelum Hari Raya Galungan.

Setiap 210 hari perhitungan kalender di Bali, umat Hindu di Bali merayakan Hari Raya Galungan.

Baca juga: Hari Raya Galungan, Ini Rangkaian Perayaan dan Maknanya

5. Upacara Mepandes

Upacara Mepandes dikenal juga dengan upacara Metatah atau Mesuguh.

Upacara Mepandes dilakukan ketika seorang anak mulai memasuki masa remaja. Dalam upcara ini, 6 buah gigi taring bagian atas anak-anak yang beranjak dewasa akan dikikis.

Upacara pemotongan gigi ini digelar dengan tujuan untuk menghilangkan nafsu buruk, seperti
keserakahan, kecemburuan, marah dan sebagainya.

6. Upacara Ngerupuk

Upacara Ngerupuk dilakukan tepat sehari sebelum hari Nyepi. Saat ini, masyarakat wajib melakukan persembahan kepada Bhuta Kala.

Tujuannya mengusir Bhuta Kala agar tidak mengganggu kehidupan manusia saat sedang melakukan brata penyepian.

Ritual dimulai dengan mengobori rumah, menyemburi rumah serta pekarangan dengan mesiu, dan memukul benda hingga menimbulkan suara gaduh.

Baca juga: Melasti dan Pengerupukan, Upacara Sebelum Melakukan Nyepi

Setelah ritual ini selesai, biasanya ada pawai ogoh-ogoh yang diarak bersama obor mengelilingi kawasan tinggal warga.

7. Upacara Tumpek Landep

Upacara Tumpek Landep adalah upacara yang dilakukan oleh masyarakat Bali untuk menyucikan sentaja dan peralatan yang dimiliki dengan sesaji serta doa.

Upacara dipimpin pemuka adat yang dilakukan di pura yang dianggap sakral serta memiliki lokasi yang tepat.

Seluruh senjata dan peralatan milik masyarakat yang disucikan diharapkan dapat memberikan keberkahan bagi para pemilik senjata dan peralatan tersebut.

Sumber: https://www.djkn.kemenkeu.go.id/

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kantor UPT Dishub di Pulau Sebatik Memprihatinkan, Tak Ada Perbaikan Sejak Diresmikan Menteri Harmoko

Kantor UPT Dishub di Pulau Sebatik Memprihatinkan, Tak Ada Perbaikan Sejak Diresmikan Menteri Harmoko

Regional
Pilkada Solo, PKS Lakukan Penjaringan Bakal Cawalkot dan Siap Berkoalisi

Pilkada Solo, PKS Lakukan Penjaringan Bakal Cawalkot dan Siap Berkoalisi

Regional
Pembangunan Tanggul Sungai Wulan Demak Pakai Tanah Pilihan

Pembangunan Tanggul Sungai Wulan Demak Pakai Tanah Pilihan

Regional
19,5 Hektar Tanaman Jagung di Sumbawa Terserang Hama Busuk Batang

19,5 Hektar Tanaman Jagung di Sumbawa Terserang Hama Busuk Batang

Regional
Golkar Jaring Bakal Calon Bupati Sleman, Ada Mantan Sekda dan Pengusaha Kuliner yang Ambil Formulir

Golkar Jaring Bakal Calon Bupati Sleman, Ada Mantan Sekda dan Pengusaha Kuliner yang Ambil Formulir

Regional
Viral, Brio Merah Halangi Laju Ambulans, Pengemudi Berikan Penjelasan

Viral, Brio Merah Halangi Laju Ambulans, Pengemudi Berikan Penjelasan

Regional
Cemburu Pacarnya 'Di-booking', Warga Lampung Bacok Pria Paruh Baya

Cemburu Pacarnya "Di-booking", Warga Lampung Bacok Pria Paruh Baya

Regional
Gagal Curi Uang di Kotak Wakaf, Wanita di Jambi Bawa Kabur Karpet Masjid

Gagal Curi Uang di Kotak Wakaf, Wanita di Jambi Bawa Kabur Karpet Masjid

Regional
Pantai Watu Karung di Pacitan: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Pantai Watu Karung di Pacitan: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Regional
Diejek Tak Cocok Kendarai Honda CRF, Pemuda di Lampung Tusuk Pelajar

Diejek Tak Cocok Kendarai Honda CRF, Pemuda di Lampung Tusuk Pelajar

Regional
Bantuan PIP di Kota Serang Jadi Bancakan, Buat Perbaiki Mobil hingga Bayar Utang

Bantuan PIP di Kota Serang Jadi Bancakan, Buat Perbaiki Mobil hingga Bayar Utang

Regional
Ditanya soal Pilkada Kabupaten Semarang, Ngesti Irit Bicara

Ditanya soal Pilkada Kabupaten Semarang, Ngesti Irit Bicara

Regional
Ditinggal 'Njagong', Nenek Stroke di Grobogan Tewas Terbakar di Ranjang

Ditinggal "Njagong", Nenek Stroke di Grobogan Tewas Terbakar di Ranjang

Regional
Terungkap, Napi LP Tangerang Kontrol Jaringan Narkotika Internasional

Terungkap, Napi LP Tangerang Kontrol Jaringan Narkotika Internasional

Regional
Siswi SMA di Kupang Ditemukan Tewas Gantung Diri

Siswi SMA di Kupang Ditemukan Tewas Gantung Diri

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com