Prakiraan cuaca lebih lengkap hanya untuk Jabodetabek. Disitu, BMKG hanya memberikan penjelasan pagi, siang atau malam. Tidak ada, penjelasan waktu cuaca terjadi.
BMKG
BMKG membuat prakiraan cuaca berdasarkan pada data pengamatan permukaan yang tersebar di stasiun-stasiun dengan peralatan utama Automatic Weather Station (AWS).
Alat tersebut dilengkapi dengan alat penakar hujan, pengukur suhu, kecepatan angin, dan kelembapan serta beberpa berupa radar cuaca.
Informasi yang dihasilkan lebih bersifat kualitatif. Misalnya dengan, adanya informasi hujan ringan atau sedang tanpa menyebut intensitas hujan dalam milimeter.
Erma memeprkirakan, sepertinya, BMKG belum mengoptimalkan prediksi menggunakan modal cuaca numerik atau dinamik.
Dari data yang dihasilkan, BMKG mengeluarkan prakraan cuaca hujan. Kenyataannya, cuaca dalam kondisi cerah.
JMA
JMA dapat menghasilkan prakiraan cuaca mendekati sempurna hingga tujuh hari ke depan yang sangat kuat dalam aplikasi model cuaca.
Mereka menggunakan model teknik asimilasi data, yaitu motode terbaru meningkatkan akurasi hasil model.
Asimilasi data dilakukan dengan cara menggabungkan antara data pengamatan stasiun (AWS), radar, radiosonde (balon yang diluncurkan ke atmosfer), satelit, Global Positioning System (GPS) dan lain sebagainya.
Data hasil pengamatan itu dimasukkan ke dalam model dengan menggunakan teknik asimilasi data untuk memprediksikan cuaca setiap tiga jam dan harian hingga tujuh hari ke depan.
Sumber: majalah.lapan.go.id dan https://nasional.kompas.com/read/2020/01/03/15430611/minta-publik-percayai-prakiraan-cuaca-bmkg-akurasi-kami-sampai-85-persen
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.