SERANG, KOMPAS.com - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat sebanyak 1.077 gempa bumi tektonik terjadi di Provinsi Banten selama tahun 2021.
Jumlah itu naik dibandingkan tahun sebelumnya dengan kejadian sebanyak 840 gempa bumi, atau naik 12,5 persen.
"Pada periode Januari sampai dengan Desember 2021, di wilayah Banten dan sekitarnya telah terjadi gempa bumi tektonik sebanyak 1077 kali," kata Kepala Stasiun Geofisika Klas I Tangerang Suwardi melalui keterangan tertulisnya. Selasa (4/1/2022).
Baca juga: 2.519 Gempa Bumi Guncang Maluku Sepanjang 2021, 98 di Antaranya Dirasakan Warga
Dijelaskan Suwardi, hasil analisa BMKG menunjukkan bahwa kekuatan gempa bumi yang terjadi bervariasi dari M 1,5 hingga M 6,0.
Sedangkan untuk sebaran pusat gempa bumi atau episenter, umumnya berada di laut pertemuan lempeng Indo-Australia dan Eurasia di bagian selatan Provinsi Banten hingga Jawa Barat.
Untuk gempa bumi berdasarkan kedalamannya, didominasi kedalaman kurang dari 60 kilometer dengan kejadian sebanyak 966.
Gempa bumi dengan kekuatan di atas M 5 sebanyak 16 kejadian. Sisanya di bawah M5.
"Adapun gempa bumi yang guncangannya dirasakan oleh masyarakat atau disebut sebagai gempa bumi dirasakan 2021 terjadi sebanyak 15 kali," ujar Suwardi.
Baca juga: Gempa Bumi M 4,4 Guncang Sumbawa, Tak Berpotensi Tsunami
Suwardi mengungkapkan, selama tahun 2021 tampak bahwa kluster aktivitas gempa bumi paling aktif terjadi di Provinsi Banten adalah Zona A yakni di Terusan Sesar Semangko, Patahan Ujung Kulon).
Kemudian di Zona B yakni Patahan Cimandiri, dan Patahan Pelabuhan Ratu, serta Zona Megathrust
Zona megathrust pertemuan lempeng IndoAustralia dan Eurasia yang berpeluang membangkitkan gempa bumi sangat kuat berpotensi diikuti tsunami.
"Wilayah pesisir di Provinsi Banten memiliki potensi terdampak tsunami yang dibangkitkan dari faktor tektonik dan non tektonik," jelas Suwardi.
Suwardi mengimbau kepada masyarakat, jika terjadi gempa bumi segera menunduk, lindungi kepala dan leher, bisa dengan bantal helm maupun kedua telapak tangan dan berpegangan pada kolong meja atau furniture yang kuat.
Setelah gempa bumi reda, masyarakat segera menuju tempat evakuasi, titik kumpul, lapangan terbuka yang jauh dari pepohonan, tiang listrik maupun papan reklame.
Bilamana masyarakat sedang berada di wilayah pesisir rawan tsunami, Suwardi meminta untuk melihat gelombang laut yang tidak biasa, merasakan guncangan keras, atau merasakan gempa pelan namun cukup lama serta ada berita peringatan dini resmi.
"Maka lakukan evakuasi mandiri sesegera mungkin, hindari menuju pantai untuk memastikan ada tsunami atau tidak tunggu di tempat aman hingga ada informasi resmi dari pemerintah/petugas," kata Suwardi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.