Selain itu, dia kadang menerima tawaran jasa memanjat pohon kelapa. Per buah kelapa yang dipetik dihargai Rp 300. Sehari, dia bisa memanjat beberapa pohon kelapa sesudah pulang sekolah. Bahkan, sehari dia bisa petik 100 buah kelapa. Kadang juga dia menerima jasa memetik buah asam jika ada permintaan.
Petrus juga pernah menjual ikan dengan meminjam motor orang. Namun, kegiatannya itu tidak berlangsung lama.
Selama ini, kata Petrus, yang bisa menopang ekonomi keluarga dengan menjual kayu api. Setiap satu ikat kayu api dijual dengan harga Rp 5.000.
"Saya sendiri bisa dapat delapan ikat dengan dijual Rp 5000. Jadi sehari penghasilan Rp 40.000. Saat ini stok kayunya 40 ikat. Kalau terjual habis bisa dapat Rp 200.000. Kadang-kadang tidak ada orang yang beli," katanya.
Baca juga: Polisi Selidiki Peluru Misterius Tembus Atap Rumah Warga di NTT
"Kadang-kadang penghasilan tidak tetap dari jual kayu Rp 500.000 per bulan. Ini semua untuk membiayai hidup keluarga dengan tanggungan istri dan dua orang anak serta mama-mama," ungkapnya.
Saat ini, gaji Guru Petuk sudah mencapai Rp 1 juta dari mengajar. Dia sudah bisa kredit motor untuk berangkat mengajar.