SURABAYA, KOMPAS.com - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengumpulkan para lurah di hari pertama aktif kerja pada 2022, Senin (3/1/2022).
Kegiatan tersebut sekaligus memotivasi agar para lurah berkomitmen meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
Dalam arahannya itu, Eri Cahyadi kembali menegaskan, kelurahan bukan tempat orang-orang buangan. Akan tetapi, kata Eri, mereka yang bertugas di kelurahan adalah orang-orang hebat dan kompeten.
"Saya meminta kepada lurah agar menjadi orang-orang yang hebat dan berani. Karena otomatis kelurahan itu diisi orang-orang yang punya kemampuan," kata Eri di Graha Sawunggaling Lantai 6, Gedung Pemkot Surabaya, Senin.
Eri juga menyampaikan, seseorang dipilih menjadi lurah atau camat bukan karena kedekatan atau kenal dengan wali kota.
Namun, mereka yang diberikan amanah sebagai pemimpin itu karena memiliki kompetensi sesuai asesmen.
"Kalau merasa berat jadi lurah, tolong sampaikan surat pengunduran diri. Karena saya menjadikan njenengan (anda) lurah dari hasil nilai tes asesmen. Sehingga saya harap nilai tes itu sesuai dengan kinerja di lapangan," ujar Eri.
Baca juga: 11 Petugas Hotel di Bali Kontak dengan Pasien Omicron Surabaya, Jalani Tes PCR dan Karantina
Eri meminta, mulai hari ini tak ada lagi lurah yang tidak bisa dihubungi warga. Selain itu, tidak ada lagi lurah yang tidak bisa memberikan solusi atas permasalahan yang dialami warga.
Sebab, lanjut Eri, lurah adalah garda terdepan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya.
"Karena buat saya, lurah adalah jabatan yang sangat penting ketika memajukan sebuah kota. Sebab, lurah bersentuhan langsung dengan masyarakat. Ketika warga bertanya, maka permasalahan cukup berhenti di kelurahan," ujar dia.
Eri berpesan agar semua lurah harus mulai terjun ke lapangan. Ia tak ingin lurah hanya duduk di belakang meja.
Ia tak terima jika ada lurah yang tak mengetahui kondisi warganya, seperti tidak tahu ada warga yang tak mampu bayar sekolah anaknya dan bayi stunting.
"Makanya saya berharap lurah turun ke lapangan agar tahu kondisi warganya seperti apa. Turun ke lapangan ketika ada hujan atau banjir. Kalau njenengan tidak mampu, munduro gak popo (Kalau anda tidak mampu, silahkan mundur tidak apa-apa)," tegas Eri.