NUNUKAN, KOMPAS.com – Penampilan sederhana dari remaja bernama Taqwatul Iman (19), asal Kota Toli Toli Sulawesi Tengah, membuat sejumlah ibu-ibu di sekitarnya menangis sesenggukan sembari mengusap air mata, terutama ketika mendengar kisahnya.
Kondisi Iman yang terbaring lemah di ranjang pasien ruang Cempaka RSUD Nunukan Kalimantan Utara, sudah menciptakan keprihatinan bagi yang melihatnya.
Tangan kirinya diamputasi sebatas lengan, sedikit di bawah siku. Pinggulnya bergeser, dan kakinya dipasangi gips.
Baca juga: Kisah Yosep Jadi ASN Sambil Bertani Cabai, Raup Keuntungan Jutaan Rupiah
Tidak ada sanak saudara atau pihak keluarga yang mendampingi. Ia benar-benar sendirian, sebelum ada seorang ibu yang tidak tega dan membantu mengekspose keberadaan sekaligus kondisinya di media sosial.
"Saya masuk rumah sakit karena kecelakaan sewaktu menuju lokasi kerja di Bebatu Pulau Sebatik. Sekitar seminggu lalu, saya memakai sweater hanya lengan sebelah. Sebelahnya terjuntai dan akhirnya terbelit velg motor, akibatnya badan saya terpelanting dan tangan saya masuk jari jari ban motor dan hancur," tutur Iman, Senin (3/1/2022).
Iman baru 3 bulan ada di Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara. Sebuah pulau yang berbatasan langsung dengan Malaysia.
Di balik keberadaannya di Pulau Sebatik, ia menyimpan kisah duka yang begitu dalam.
Sejak dalam kandungan, kedua orangtuanya bercerai dan akhirnya ayahnya pergi merantau.
Iman lahir tanpa keberadaan ayah, yang membuatnya sering menerima perundungan dari teman temannya hingga saat ini.
Baca juga: Kisah Bripka Ripal, Sisihkan Gaji untuk Bantu Anak Lumpuh di Indragiri Hulu
"Saya hanya lulus SD di Toli Toli. Selama ini saya hidup dengan ayah tiri sehingga saya memutuskan membiayai hidup saya sendiri. Saya bekerja untuk memenuhi kebutuhan saya dan bertekad pergi mencari ayah kandung," kata dia.
Terakhir, Iman bekerja sebagai perakit tenda dan dekorasi untuk pengantin. Namun sejak pandemi, pekerjaannya hilang karena aturan prokes yang tidak menolerir adanya pesta atau kegiatan yang menimbulkan kerumunan.
Padahal, pada akhir 2019, Iman telah menikahi perempuan yang ia sayang dan kini telah memiliki buah hati berusia 7 bulan.
Tanggung jawab itu, membuatnya memutar otak untuk mencari pekerjaan. Kebetulan, ada temannya mengatakan di Kabupaten Nunukan sejumlah pembudi daya rumput laut sedang membutuhkan banyak tenaga.
"Saya izin meninggalkan istri dan anak bayiku, saya berangkat ke Sebatik dibiayai bos tempat saya akan bekerja. Tapi baru tiga bulan saya berada di Sebatik, saya kecelakaan dan membuat saya terbaring di rumah sakit sejak tujuh hari ini," lanjutnya.
Baca juga: Kisah Mbah Katimin, Kebingungan di Pasar, Cari Penipu yang Bawa Kabur Kambingnya
Meski kondisi tubuhnya tak lagi lengkap akibat kecelakaan yang menimpanya, Iman masih terus tersenyum.