LOMBOK TIMUR, KOMPAS.com - Aksi perusakan terjadi di Pondok Pesantren (Ponpes) As-Sunnah dan bakal Masjid Imam As Syafi'i.
Peristiwa itu berlangsung di Desa Bagik Nyaman, Kecamatan Aikmel, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), Minggu (2/1/2022) dini hari pukul 02.00 Wita.
Massa yang diketahui berjumlah sekitar 200 orang datang mengenakan penutup wajah.
Tanpa berteriak, massa langsung merusak pagar dan pos satpam di depan markas As-Sunnah.
Baca juga: Kasus Perusakan Ponpes di Lombok Timur, Polisi Imbau Warga Tak Terprovokasi
Kabid Humas Polda NTB, Kombes Pol Artanto mengatakan, kejadian tersebut menyebabkan kerusakan bangunan Ponpes dan fondasi masjid yang sedang dibangun.
Selain itu, massa yang membawa senjata tajam juga merusak sejumlah kendaraan. Bahkan sejumlah mobil dibakar oleh massa.
"Memang ada aksi massa yang menyebabkan kerusakan di Ponpes tersebut dan massa terus bergerak ke lokasi pembangunan masjid yang masih berupa pondasi, melakukan pembakaran dan perusakan," terang Artanto saat dikonfirmasi, Minggu.
Baca juga: Perusakan Ponpes di Lombok Timur Diduga akibat Potongan Video soal Makam, Polisi Buru Pelaku
Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Polisi juga langsung bergerak menuju lokasi setelah mendapatkan informasi.
"Tidak ada korban luka pada kejadian itu, namun tim kita langsung bergerak bersama Kapolres Lombok Timur, AKBP Herman Suriyono, mengamankan lokasi dan melakukan olah TKP bersama tim Inafis Polda NTB," terang Artanto.
Baca juga: 2 Orang Tewas dan 12 Luka-luka dalam Insiden Truk Terguling di Lombok Timur
Artanto mengatakan massa diduga tersinggung dengan potongan video ceramah seorang ustaz di Lombok Timur, NTB, yang dianggap mendiskreditkan keberadaan makam keramat di Lombok.
"Diduga massa terprovokasi oleh potongan video yang isinya mendiskreditkan makam leluhur orang Lombok. Ini yang memicu dan akhirnya massa melakukan aksi perusakan," kata Artanto.
Polisi telah memeriksa saksi-saksi dan menyelidiki siapa pelaku aksi perusakan tersebut.
Baca juga: Kasus Perusakan Ponpes di Lombok Timur, Polisi Imbau Warga Tak Terprovokasi
"Potongan video itu lah yang menimbulkan ujaran kebencian sehingga memicu kemarahan warga," kata Artanto.
Sejumlah tokoh agama pun dilibatkan dalam kasus ini agar bisa melakukan pendekatan terhadap masyarakat.
Artanto pun mengingatkan masyarakat di Lombok Timur untuk tidak terprovokasi dengan video yang tidak utuh.
Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Kompas TV Mataram, Fitri Rachmawati | Editor: Andi Hartik)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.