Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKL Malioboro Gelar Doa Akhir Tahun Bersama, Minta Rencana Relokasi Ditunda

Kompas.com - 31/12/2021, 13:17 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

 

Dengan pemerintah menunda rencana relokasi para PKL dapat memanfaatkan waktu jeda itu untuk menabung terlebih dahulu.

"Kami menginginkan ditunda paling enggak 1 sampai 3 tahun syukur-syukur bisa lebih Jeda waktu itu digunakan untuk menabung," katanya.

Ia menambahkan para pedagang sudah menyampaikan pendapatnya melalui DPRD Provinsi DIY maupun DPRD Kota Yogyakarta.

Baca juga: Sultan HB X Larang Warga Rayakan Malam Pergantian Tahun, tapi Malioboro Tak Ditutup

Hasil dari audiensi itu pihak DPRD Provinsi menyanggupi membentuk panitia khusus yang bertugas mengawal relokasi Malioboro.

Sebelumnya, Dinas Koperasi dan UMKM Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mulai mendata 1.700 Pedagang Kaki Lima (PKL) kawasan Malioboro akan direlokasi pada  Januari 2022.

Kepala Dinas Koperasi dan UMKM DIY Srie Nurkyatsiwi mengatakan, pihaknya telah mendata PKL Malioboro yang akan direlokasi di dua tempat, yakni di gedung bekas bioskop Indra dan juga gedung bekas Dinas Pariwisata DIY.

"Data sementara total 1.700-an ya yang ada di area di Malioboro dan sekitarnya, karena data pasti akan mengikat terhadap legalitasnya. Maka akan kita petakan yang masuk di Indra mana, yang mana nanti masuk di eks Dinas Pariwisata," kata Siwi saat ditemui di Kompleks Kepatihan, Kota Yogyakarta, Senin (27/12/2021).

Siwi mengatakan, saat ini Pemerintah Provinsi DIY dengan pemerintah kota terus berupaya melakukan sinergi dengan PKL Malioboro untuk memastikan PKL bisa hidup di lokasi baru.

"Ini tidak sekadar relokasi, tapi saat direlokasi pasti hidup sehingga memberikan keamanan dan kenyamanan PKL juga," kata dia.

Baca juga: Rencana Gibran Ubah Kawasan Gatsu-Ngarsopuro Serupa Malioboro Tuai Penolakan

Tujuan utama dari relokasi ini, lanjut Siwi, adalah mengatur Malioboro supaya lebih tertata dan tidak penuh sesak seperti sekarang ini.

"Ini tidak menjadi bagian yang justru membuat crowded (sesak), kan ini status dalam rangka penataan," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerimaan Bintara Polisi di Papua, Ada Kuota Khusus untuk Anak Kepala Suku

Penerimaan Bintara Polisi di Papua, Ada Kuota Khusus untuk Anak Kepala Suku

Regional
Terungkap Asal Puluhan Senjata Api di Bandung, Dititipi Suami yang Ditahan di Lapas Cipinang

Terungkap Asal Puluhan Senjata Api di Bandung, Dititipi Suami yang Ditahan di Lapas Cipinang

Regional
Pesta Sabu dengan Temannya, Caleg Gagal Asal Pati Diringkus Polisi

Pesta Sabu dengan Temannya, Caleg Gagal Asal Pati Diringkus Polisi

Regional
Banjir Demak Berangsur Surut, Ribuan Orang Tinggalkan Pos Pengungsian

Banjir Demak Berangsur Surut, Ribuan Orang Tinggalkan Pos Pengungsian

Regional
Kualitas Rendah, Beras Lokal di Kebumen Kurang Diminati meski Harganya Turun

Kualitas Rendah, Beras Lokal di Kebumen Kurang Diminati meski Harganya Turun

Regional
Diduga Hendak Perang Sarung, Puluhan Pelajar di Demak Diamankan Polisi

Diduga Hendak Perang Sarung, Puluhan Pelajar di Demak Diamankan Polisi

Regional
SPBU di Jalan Utama Kabupaten Semarang Diperiksa untuk Mencegah Kecurangan

SPBU di Jalan Utama Kabupaten Semarang Diperiksa untuk Mencegah Kecurangan

Regional
Peringati Jumat Agung, Remaja di Magelang Rasakan Penyaliban Yesus

Peringati Jumat Agung, Remaja di Magelang Rasakan Penyaliban Yesus

Regional
Aktivitas Gunung Marapi Meningkat, Wagub Audy Minta Warga Waspada

Aktivitas Gunung Marapi Meningkat, Wagub Audy Minta Warga Waspada

Regional
Jalan Rusak Pasca Banjir di Demak Ditargetkan Rampung Sebelum Lebaran

Jalan Rusak Pasca Banjir di Demak Ditargetkan Rampung Sebelum Lebaran

Regional
Sebelum Bunuh Mantan Anak Buah, Bos Madu di Banten Konsumsi 10 Pil Koplo

Sebelum Bunuh Mantan Anak Buah, Bos Madu di Banten Konsumsi 10 Pil Koplo

Regional
Depresi Hamil di Luar Nikah, Remaja Putri di Jepara Bekap dan Buang Bayinya ke Sungai

Depresi Hamil di Luar Nikah, Remaja Putri di Jepara Bekap dan Buang Bayinya ke Sungai

Regional
Harvey Moeis Jadi Tersangka, Kasus Bermula dari Anjloknya Ekspor PT Timah Tbk

Harvey Moeis Jadi Tersangka, Kasus Bermula dari Anjloknya Ekspor PT Timah Tbk

Regional
Jalan Salib di Pulau Sumba, Angkat Isu Kerusakan Alam yang Jadi Masalah Zaman Modern

Jalan Salib di Pulau Sumba, Angkat Isu Kerusakan Alam yang Jadi Masalah Zaman Modern

Regional
150 Kios di Pasar Cipungara Subang Hangus Terbakar, Damkar Kesulitan Padamkan Api

150 Kios di Pasar Cipungara Subang Hangus Terbakar, Damkar Kesulitan Padamkan Api

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com