KOMPAS.com - Jembatan perahu ponton di Karawang, Jawa Barat mampu menghasilkan omzet Rp 20 juta per hari.
Pemilik jembatan tersebut adalah Muhammad Endang Juanedi (62).
Membelah Sungai Citarum, jembatan ini menghubungkan Desa Anggadita, Kecamatan Klari dengan Desa Parungmulya, Kecamatan Ciampel.
Jembatan penyeberangan ini membuat warga menjadi terbantu lantaran bisa menghemat waktu tempuh. Bagi warga yang melintas, dipatok tarif Rp 2.000.
Baca juga: Melihat Jembatan Haji Endang yang Beromzet Rp 20 juta Sehari, Biasa Dimanfaatkan Pekerja Pabrik
Dan berikut 5 fakta jembatan milik Haji Endang:
Jembatan penyeberangan itu terdiri dari rangkaian perahu ponton yang terbuat dari besi.
Ada 11 perahu yang dirangkai dengan jarak sekitar 1,5 meter. Di bagian atas perahu ponton diberi alas, sehingga pengendara seperti melewati jalan biasa.
Masing-masing perahu diberi tali pengaman yang digantung.
Juga ada ban pelampung di setiap sisi sebagai antisipasi. Jika air naik, maka jembatan ditambah satu rangkaian yang terdiri dari dua perahu.
Haji Endang bercerita awalnya jembatan itu hanyalah perahu eretan biasa. Namun belajar dari pengalaman dan menerima masukan, jembatan tersebut menjadi seperti sekarang.
Baca juga: Begini Kisah Awal Haji Endang Buat Jembatan Perahu di Karawang, Kini Omzetnya Rp 20 Juta Sehari
"Karena jalan buntu, agar kampungnya enggak terisolasi maka perlu dibangun penyeberangan. Dulu ini tempat menyeberang kerbau," ujar dia.
Endang mengatakan, kala itu dirinya sempat meminta izin kepada Dadang S. Muchtar selaku Bupati Karawang masa itu.
Dia juga sempat menawarkan kerja sama dengan pemerintah daerah. Akan tetapi, karena beberapa alasan, termasuk risiko, Dadang menyarankan Endang menjalankannya sendiri.
Baca juga: Haji Endang Rela Jembatannya yang Beromzet Rp 20 Juta Diambil Alih Pemerintah, Titipkan Pesan Ini
Haji Endanh bercerita tak semua warga desa Parungmulya setuju dengan pembangunan jembatan tersebut.