Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS DAERAH

Program "Jangkar", Upaya Dompet Dhuafa Berdayakan Perajin Rotan di Majalengka

Kompas.com - 31/12/2021, 13:00 WIB
Dwi NH,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dompet Dhuafa terus berkomitmen dalam menginisiasi program pemberdayaan ekonomi dari dana zakat, salah satunya lewat program Jabar Berdaya dengan Kampung Rotan (Jangkar).

Jangkar merupakan program inisiasi dari Dompet Dhuafa Jawa Barat (Jabar) yang dibentuk pada 2019. Tujuan program ini untuk memberdayakan para perajin rotan di Jabar, khususnya di Desa Leuwilaja, Kecamatan Sindangwangi, Majalengka.

Awalnya, Dompet Dhuafa Jabar mengawali program Jangkar dengan menggelar pelatihan kepada 12 orang perajin. Selain pelatihan, para perajin juga mendapat bantuan stimulan berupa 3 kuintal bahan baku rotan.

Kepala Unit Program Dompet Dhuafa Cirebon Nuryana mengatakan,12 perajin rotan tersebut telah dibagi per kelompok.

Baca juga: Entaskan Kemiskinan, Program Dompet Dhuafa Farm Diapresiasi Wabup Deli Serdang

Adapun pembagiannya, kata dia, tiga orang masih menganyam bersama-sama. Sementara lainnya ada yang sudah mendirikan kelompok di tempatnya masing-masing dan mengajak penerima manfaat yang lain.

“Produk anyaman rotan dalam sebulan tercapai rata-rata 3.000 pieces (pcs) dan dengan ragam ukuran dari yang kecil, sedang, sampai paling besar,” ujar Nuryana dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (31/12/2021).

Ia berharap, rumah induk produksi dapat menambah kelompok agar bisa menambah hasil produksi dan penjualan. Pasalnya, beberapa kelompok sudah ada yang berproduksi secara mandiri.

Baca juga: Tips Membersihkan Furnitur Rotan Agar Lebih Tahan Lama

80 persen warga merupakan perajin rotan

Untuk diketahui, Majalengka cukup dikenal sebagai perajin rotan. Hampir 80 persen warga di Desa Leuwilaja, Kecamatan Sindangwangi, Majalengka, memiliki mata pencaharian sebagai pengayam rotan.

Sejak tahun 80-an, di daerah Kecamatan Sindangwangi merupakan sentra kerajinan rotan. Walaupun di sana bukan daerah penghasil rotan, namun banyak pihak yang bergantung pada bisnis ini.

Dalam perjalanan waktu, generasi muda Desa Leuwilaja tidak lagi meneruskan kerajinan rotan yang pernah dirintis generasi terdahulunya. Akibatnya, banyak pabrik yang mengeluhkan kekurangan produksi.

Alasan keterbatasan produksi itu akhirnya mempertemukan Kang Onong (35) dengan Dompet Dhuafa Jabar.

Baca juga: Warisi Tradisi, Ini Cara Perajin Batik dan Rotan Asal Solo Jaga Orisinalitas Karya Seni

Kang Onong merupakan salah satu generasi muda Leuwilaja, yang masih peduli dan ingin kembali melestarikan rotan yang pernah berjaya di desa mereka.

Tak hanya itu, ia juga ingin menjadikan anyaman rotan sebagai sumber perekonomian warga.

Saat ditemui oleh tim Dompet Dhuafa Jabar akhir pekan lalu, sembari berkisah, Kang Onong bersama dua rekannya, yaitu Kang Lili (22) dan Kang Arif (32) menunjukkan beberapa produk anyaman rotannya.

Kang Onong mengaku bahwa dirinya telah menjadi penganyam rotan sejak 2009.

Baca juga: Perajin Rotan Asal Aceh, Aminah Beromzet hingga Rp 30 Juta Per Bulan

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com