KOMPAS.com - Aksi kejahatan jalanan atau kerap disebut klitih di Yogyakarta saat ini ramai diperbincangkan oleh warganet terutama melalui media sosial Twitter.
Bahkan tagar #SriSultanYogyaDaruratKlithih sempat menjadi trending topik di Twitter.
Sementara itu dari Makssar, terungkap perkataan Asnawi kepada pemain Singapura yang gagal eksekusi penalti di pertandingan semi final leg dua Piala FF 2021.
Hal tersebut diungkap oleh Bahar Muharram, sang ayah dari Asnawi. Ia mengaku risih melihat kelakuan anaknya yang seolah-olah mengolok Faris Ramli.
Dua berita tersebut menjadi perhatian pada pembaca dan berikut lima berita populer Nusantara selengkapnya::
Para pelaku klitih masih berusia belia yakni antara 15 tahun hingga 17 tahun.
Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), mengungkapkan penyebab pelaku melakukan klitih di jalanan salah satunya adalah tidak nyaman saat berada di keluarga.
"Sekarang ini banyak geng, mereka merasa lebih nyaman karena mungkin di dalam keluarga kurang mendapatkan perhatian. Setelah masuk geng mereka merasa diterima, remaja juga butuh pengakuan dari lingkungan," kata Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) DIY Sari Murti, ditemui di kompleks kepatihan, Selasa (28/12/2021).
Peristiwa tersebut terjadi saat Faris gagal melakukan tendangan penalti di menit-menit akhir pertandingan semi final leg dua Piala FF 2020 pada Sabtu (25/12/2021).
Setelah kejadian tersebut, ia langsung menegur Asnawi dan menanyakan apa yang diucapkan olehnya ke Faris Ramli.
Kepada sang ayah, Asnawi mengaku meluapkan kegembiraan dan mengucapkan terima kasih pada Faris.
“Asnawi datang ke hadapan Faris Ramli secara baik-baik dan mengucapkan terima kasih, karena tendangan penaltinya tidak masuk. Asnawi juga bersujud di depannya itu,” kata Bahar.
Baca juga: Terungkap, Ini Perkataan Asnawi kepada Pemain Singapura yang Gagal Eksekusi Penalti