Menurut Suryadin, saat vaksinasi, Lukman dalam keadaan fit. Oleh karena itu, petugas di lapangan menyuntikkan vaksin kepadanya.
Namun, menurut Syuriadin, sebelum disuntik vaksin, Lukman tidak menyampaikan informasi mengenai riwayat penyakit yang dialaminya.
Terlepas Lukman jujur atau tidak dengan kondisinya, lanjut Suryadin, tim medis dalam proses vaksinasi ini sudah sesuai SOP.
Mulai dari proses skrining sampai disuntik vaksin. Berdasarkan pemeriksaan, Lukman dinyatakan lolos untuk divaksinasi.
"Saat skrining, semua sudah dilakukan sesuai prosedur Kemenkes. Skrining ini berupa pemeriksaan fisik, seperti cek suhu tubuh, cek tekanan darah, kolesterol, termasuk pertanyaan terkait riwayat penyakit bawaan atau enggak sebelum menerima vaksin," katanya.
"Nah, saat itu korban ini sama sekali tidak mengeluhkan sakit dan mengaku dalam keadaan fit," lanjut Suryadin.
Baca juga: Melihat Keindahan Sirkuit Mandalika dari Bukit Seger di Lombok Tengah
Suryadin belum bisa memastikan penyebab meninggalnya warga asal Lombok Timur itu.
Untuk mengetahui hal itu, kata Suryadin, Kepolisian Resor Bima Kota telah menurunkan Tim Indentifikasi terkait meninggalnya pemulung besi bekas tersebut.
"Selain itu, Dinas Kesehatan juga tengah menurunkan Tim Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) untuk melakukan pemeriksaan," tuturnya
Menurut anak korban, Suryadin mengatakan, Lukman memang sering mengalami sakit kepala dan demam dalam satu pekan terakhir.
Sementara itu, pihak keluarga tak ingin jenazah Lukman diotopsi. Mereka mengikhlaskan kematian Lukman.
"Atas permintaan keluarga, jenazah Lukman telah diberangkatkan ke Lombok yang difasilitasi oleh Dinas Kesehatan dan Puskesmas Langgudu," pungkasnya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.