KOMPAS.com - Suku Baduy berasal dari Provinsi Banten. Suku Baduy
merupakan suku asli Sunda Banten yang masih menjaga tradisi anti
modernisasi, baik cara berpakaian maupun pola hidup lainnya.
Dikutip dari bantenprov.go.id, suku Baduy tinggal di kawasan
cagar budaya pegunungan Kendeng seluas 5.101,85 hektar di
daerah Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak.
Umumnya, perkampungan masyarakat Baduy terletak di daerah
aliran Sungai Ciujung di Pegunungan Kendeng.
Daerah ini dikenal sebagai tanah titipan nenek moyang yang harus
dijaga dan dipelihara baik-baik dan tidak boleh rusak.
Dikutip dari cimahikota.go.id suku Baduy dibagi menjadi dua, yaitu
Baduy Luar dan Baduy Dalam.
Perbatasan dua wilayah tersebut ditandai dengan sebuah gubuk terbuat
dari bambu sebagai tempat menginap suku Baduy Dalam ketika mereka
berladang.
Baca juga: Mengenal Rumah Adat Suku Baduy, Dibangun Tanpa Paku, Bertahan hingga Ratusan Tahun
Suku Baduy terkenal sangat ketat memegang adat istiadat.
Namun bukan berarti, wilayahnya terisolasi atau terasingkan dari
perkembangan dunia luar.
Ada beberapa hal yang menjadi pantangan atau tabu bagi pengunjung.
Salah satunya adalah mengambil foto, terutama di wilayah Baduy Dalam.
Pengunjung hanya boleh menggambarkan suasana di dalamnya dengan
sketsa.
Baduy Dalam terletak di tiga desa, yaitu Cikeusik, Cikertawarna,
dan Cibeo.
Desa Cibeo lebih terbuka terhadap pendatang. Namun, pengunjung
tetap tidak boleh mengambil foto serta dilarang memakai sabun,
sampo, odol, dan bahan kimia lainnya. Dikhawatirkan, bahan kimia itu
akan merusak alam.
Sedangkan Cikeusik merupakan desa yang sangat asri dan indah namun jarang dikunjungi.
Baca juga: Mengenal Mata Pencaharian Warga Baduy di Pedalaman Banten
Suku Baduy memiliki kearifan lokal sebagai bentuk kepatuhan menjaga
adat. Kearifan lokal ini juga menjadi daya tarik wisatawan.
Berikut kearifan lokal suku Baduy:
1. Gotong Royong