AMBON, KOMPAS.com - SD, seorang mahasiswa sebuah perguruan tinggi di Kota Ambon ditemukan tewas diduga bunuh diri di rumahnya, di kawasan Lorong PLN, Desa Passo, Kecamatan Baguala, Ambon, Senin (27/12/2021) pagi.
Korban ditemukan sudah dalam keadaan tidak bernyawa dalam posisi tergantung dengan bagian leher terikat tali nilon di kamar mandi sekira pukul 06.30 WIT.
Kasubag Humas Polresta Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease, Ipda Isack Leatemia mengatakan, korban yang merupakan yatim piatu ini pertama kali ditemukan tewas oleh kakak perempuannya, Yunita Domakubun (26).
Baca juga: 203 Penghuni Lapas Ambon Terima Remisi di Hari Natal
“Jadi awalnya kakak perempuan korban ini mau ke kemar kamar kecil. Tapi setelah menunggu sekitar 15 menit pintu kamar kecil tetap tertutup,” kata Isack kepada Kompas.com saat dikonfirmasi, Senin.
Menurut Isack, saat itu Yunita kemudian mengetuk pintu dan memanggil dari luar. Namun karena tidak ada basalan, Yunita yang mulai penasaran akhirnya pergi ke kamar untuk mengintip dari atas langit-langit.
Saat itu, dia kaget karena ternyata adiknya telah tergantung di dalam kamar mandi.
Yunita langsung berusaha mendobrak pintu kamar mandi dan menemukan adiknya itu sudah tewas dalam posisi tergantung.
“Kejadiannya itu tadi pagi di Passo, korbannya itu mahasiswa. Korban ini diduga bunuh diri dengan tali nilon yang diikat dilehernya,” kata Kasubbag Isack.
Setelah mendobrak pintu dan menyaksikan kondisi adiknya, Yunita kemudian memberitahukan kejadian itu kepada salah satu saudaranya bernama Alberthein Domakubun.
Baca juga: Pesta Kembang Api dan Petasan Warnai Natal di Kota Ambon
Selanjutnya Albert dan seorang rekannya Kelvin langsung menurunkan korban.
“Saudara Albert dan Kelvin menurunkan korban dengan cara memotong tali nilon dengan pisau dapur. Lalu jasad korban dibaringkan di sofa,” ujarnya.
Terkait kejadian itu, pihak keluarga menolak jasad korban untuk diotopsi dan menerima kematian korban secara ikhlas.
“Keluarga tidak bersedia otipsi, jadi mereka menerima secara ikhlas kematian korban,” ujarnya.
Isack mengungkapkan, korban meninggalkan secarik surat kepada keluarganya. Dalam surat itu, korban mengaku memiliki masalah yang akan membuat malu keluarga.
“Jadi penyebabnya ini kalau dari pengakuan kakaknya itu korban punya masalah. Dia (korban) juga meninggalkan sepucuk surat di mana dalam surat itu dia menulis punya masalah yang akan membuat malu keluarga,” ungkapnya.
Baca juga: Capaian Vaksinasi Kota Ambon 91 Persen, Mendagri: Daerah Lain Harus Contoh
Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.
Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup. Anda tidak sendiri.
Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada. Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini:
https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling/
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.