Risma melanjutkan, permasalahan berikutnya adalah karena banyak juga kartu keluarga sejahtera maupun buku tabungan yang belum tercetak.
"Karena itu warga yang belum mendapat kartu saat ini, saya sudah komunikasi dengan direktur BNI pusat dan akan disiapkan kartu instan yang nanti akan bisa dicairkan uangnya," ujar Risma.
Risma menjelaskan, permasalahan tersebut harus segera diselesaikan.
Karena kalau tidak, warga penerima manfaat akan ke bank dulu untuk mengambil kartu aslinya.
"Sementara ini kita cairkan dulu uangnya, tapi dengan kartu dari bank. Warga penerima manfaat harus mengambil kartunya ke bank supaya pada bulan berikutnya mereka bisa mencairkan uangnya," tutur Risma.
Proses pencairan BPNT terlalu rumit
Ditanya mengenai birokrasi pencairan yang berbelit, Risma mengakui proses pencairan bantuan sosial di Surabaya memang terlalu rumit.
Ia mengaku kasihan karena warga miskin tidak terlalu familiar dengan sistem pencairan yang sangat birokratis.
"Tapi tadi saya sudah komplain dengan bank BNI dan bank menyatakan siap membantu menyiapkan segala sesuatu yang menjadi kekurangan warga penerima manfaat," kata Risma.
"Saya juga sudah kontak langsung dengan direktur BLT pusat, dan saya nanti bicara dengan kepala kantor cabang, Insya Allah permintaan saya dipenuhi dan mereka janji untuk diselesaikan," tutur Risma.
Mensos Risma tidak hanya memeriksa pencairan BPNT ke kantor Kecamatan Tambaksari saja tapi juga ke pendopo Kelurahan Pakis, Kecamatan Sawahan Surabaya.
Selanjutnya, Risma juga berencana akan mengecek pencairan BPNT ke pendopo Kecamatan Sukodono, Sidoarjo, Jawa Timur.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.