Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Limbah Medis Menumpuk di Dekat SLB Negeri 2 Mataram hingga Tercium Bau Menyengat, Polisi Turun Tangan

Kompas.com - 23/12/2021, 18:59 WIB
Karnia Septia,
Priska Sari Pratiwi

Tim Redaksi

MATARAM, KOMPAS.com - Bau menyengat tercium ketika memasuki pelataran Sekolah Luar Biasa (SLB) 2 Mataram yang berada di Cakranegara, Kota Mataram, NTB.

Bau tersebut berasal dari tumpukan limbah medis di bekas gedung Balai Kesehatan Mata Masyarakat (BKMM) yang lokasinya berada tepat di samping gedung SLB.

Tumpukan limbah medis tersebut tampak berserakan, bercampur dengan buku-buku, kardus, plastik bekas kopi, dan gelas bekas air mineral.

Baca juga: Mandi Hujan di Bendungan, Satu Keluarga di Lombok Barat Ditemukan Tewas Tenggelam

Kasat Reskrim Polresta Mataram, Komisaris Polisi Kadek Adi Budi Astawa menyebutkan, pihaknya menerima keluhan masyarakat terkait adanya tumpukan limbah medis yang berlokasi dekat dengan sekolah SLB.

"Penyidik dari Tipiter Satreskrim Polresta Mataram merespons keluhan tersebut dan mendapatkan temuan kondisi limbah medis dalam kondisi berserakan," Kata Kadek di Mataram, Kamis (23/12/2021).

Polisi telah memasang garis polisi di lokasi tumpukan limbah medis.

"Penyampaian kepala SLB, Januari sudah dimulai proses kegiatan belajar mengajar sehingga kami prioritas meng-handle ini," kata Kadek.

Polisi sudah bertemu perwakilan Dinas Kesehatan, Dinas Lingkungan Hidup, BKMM  atau eks rumah sakit mata dan pihak sekolah.

Semua sepakat untuk merelokasi limbah tersebut ke tempat pemusnahan limbah medis, yang akan ditangani oleh Dinas Lingkungan Hidup.

Baca juga: Oknum Kepala Sekolah di NTB Gelapkan Dana Bantuan Siswa Miskin untuk Menikah Lagi

Ada obat kedaluwarsa hingga kondom

Kadek menyatakan, pihaknya sudah mengecek langsung lokasi tumpukan limbah medis yang berada di dekat SLB tersebut.

Polisi menemukan beberapa perlengkapan medis yang sudah tidak terpakai seperti jarum suntik lama, sarung tangan, alkohol, obat-obatan kedaluwarsa hingga alat kontrasepsi kondom.

"Banyak perlengkapan medis dan obat obatan yang sudah kedaluwarsa cuma belum dimusnahkan," kata Kadek.

Kadek menyebutkan, pengolahan limbah medis atau yang tergolong B3 semestinya harus segera dimusnahkan di tempat khusus pemusnahan limbah medis.

"Semestinya dimusnahkan sesegera mungkin karena limbah medis itu bersifat mudah menginfeksi, apalagi kena sinar kena air hujan bereaksi bau. Bau itu kan sebuah indikator," Kata Kadek.

Hingga saat ini polisi masih mengumpulkan informasi terkait keberadaan limbah medis di lokasi tersebut.

"Masih kita pelajari sejak kapan ada di situ," Kata Kadek.

Baca juga: Pencuri Motor di Lombok Tengah Dikeroyok Massa, Sempat Aniaya Korban dengan Parang

Pantauan Kompas.com di lapangan, limbah medis yang berserakan tersebut mulai diangkut oleh petugas dari Dinas Lingkungan Hidup pada Kamis sore.

Beberapa pekerja tampak mengumpulkan limbah medis dan dimasukan ke dalam kantong plastik khusus.

Kantong-kantong berisi limbah tersebut kemudian dimasukkan ke dalam truk boks dan akan diangkut ke tempat pemusnahan limbah medis yang berada di Sekotong, Lombok Barat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pilkada Solo, PKS Lakukan Penjaringan Bakal Cawalkot dan Siap Berkoalisi

Pilkada Solo, PKS Lakukan Penjaringan Bakal Cawalkot dan Siap Berkoalisi

Regional
Pembangunan Tanggul Sungai Wulan Demak Pakai Tanah Pilihan

Pembangunan Tanggul Sungai Wulan Demak Pakai Tanah Pilihan

Regional
19,5 Hektar Tanaman Jagung di Sumbawa Terserang Hama Busuk Batang

19,5 Hektar Tanaman Jagung di Sumbawa Terserang Hama Busuk Batang

Regional
Golkar Jaring Bakal Calon Bupati Sleman, Ada Mantan Sekda dan Pengusaha Kuliner yang Ambil Formulir

Golkar Jaring Bakal Calon Bupati Sleman, Ada Mantan Sekda dan Pengusaha Kuliner yang Ambil Formulir

Regional
Viral, Brio Merah Halangi Laju Ambulans, Pengemudi Berikan Penjelasan

Viral, Brio Merah Halangi Laju Ambulans, Pengemudi Berikan Penjelasan

Regional
Cemburu Pacarnya 'Di-booking', Warga Lampung Bacok Pria Paruh Baya

Cemburu Pacarnya "Di-booking", Warga Lampung Bacok Pria Paruh Baya

Regional
Gagal Curi Uang di Kotak Wakaf, Wanita di Jambi Bawa Kabur Karpet Masjid

Gagal Curi Uang di Kotak Wakaf, Wanita di Jambi Bawa Kabur Karpet Masjid

Regional
Pantai Watu Karung di Pacitan: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Pantai Watu Karung di Pacitan: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Regional
Diejek Tak Cocok Kendarai Honda CRF, Pemuda di Lampung Tusuk Pelajar

Diejek Tak Cocok Kendarai Honda CRF, Pemuda di Lampung Tusuk Pelajar

Regional
Bantuan PIP di Kota Serang Jadi Bancakan, Buat Perbaiki Mobil hingga Bayar Utang

Bantuan PIP di Kota Serang Jadi Bancakan, Buat Perbaiki Mobil hingga Bayar Utang

Regional
Ditanya soal Pilkada Kabupaten Semarang, Ngesti Irit Bicara

Ditanya soal Pilkada Kabupaten Semarang, Ngesti Irit Bicara

Regional
Ditinggal 'Njagong', Nenek Stroke di Grobogan Tewas Terbakar di Ranjang

Ditinggal "Njagong", Nenek Stroke di Grobogan Tewas Terbakar di Ranjang

Regional
Terungkap, Napi LP Tangerang Kontrol Jaringan Narkotika Internasional

Terungkap, Napi LP Tangerang Kontrol Jaringan Narkotika Internasional

Regional
Siswi SMA di Kupang Ditemukan Tewas Gantung Diri

Siswi SMA di Kupang Ditemukan Tewas Gantung Diri

Regional
Mengaku Khilaf, Pria di Kubu Raya Cabuli Anak Kandung Saat Tidur

Mengaku Khilaf, Pria di Kubu Raya Cabuli Anak Kandung Saat Tidur

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com