Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sakit hingga Tak Mau Sekolah, Ratusan Anak Terdampak Gempa Maluku Jalani Trauma Healing

Kompas.com - 23/12/2021, 15:42 WIB
Rahmat Rahman Patty,
Priska Sari Pratiwi

Tim Redaksi

AMBON,KOMPAS.com - Ratusan anak korban gempa di Pulau Damer, Kabupaten Maluku Barat Daya, Provinsi Maluku mulai menjalani pemulihan psikologi pascagempa magnitudo 5,6 yang mengguncang wilayah tersebut beberapa waktu lalu.

Pemulihan psikologi anak dalam bentuk trauma healing ini dilakukan oleh seorang pendeta Gereja Betel yang jugaa jemaat GPM Bebar Timur, Eklin Amtor de Fretes di salah satu lokasi pengungsian di wilayah tersebut.

Menurut Eklin, banyak anak di Pulau Damer yang mengalami trauma, ketakutan hingga ada yang sakit dan tidak mau pergi ke sekolah karena dihantui kecemasan usai gempa.

“Sebagai seorang pendeta saya punya kegelisahan dan keprihatinan untuk para penyintas yang trauma akibat gempa ini. Banyak anak yang sakit, panas, ketakutan, tidak mau jauh dari orangtua, tidak mau ke sekolah karena trauma,” ungkap Eklin kepada Kompas.com via WhatsApp, Kamis (23/12/2201).

Baca juga: Derita Pengungsi Gempa Maluku Tengah: Kami Tak Bisa Kembali karena Rumah Rusak Berat

Lantaran tak ingin melihat kondisi anak-anak di wilayah itu terus diliputi ketakutan, dia lantas berkoordinasi dengan Ketua Sinode Gereja Protestan Maluku, Pdt. ET Maspaitela untuk melakukan trauma healing bagi anak-anak korban gempa.

“Saya didukung untuk mewakili Gereja Protestan Maluku menghelat psikososial,” katanya.

Adapun dalam kegiatan yang dilakukan itu, Eklin mengaku mendapat support dari berbagai pihak seperti teman-teman aktivis atau pelayanan anak di Jakarta dari TIM Ceria Indonesia dan teman-teman Muslim di Ambon dari Maluku Peduli.

“Teman-teman ini menyumbang makanan ringan untuk saya bagikan dari tenda ke tenda buat anak-anak,” ujarnya.

Baca juga: Trauma Gempa Susulan, Sejumlah Warga di Maluku Barat Daya Masih Mengungsi

Eklin menuturkan, kegiatan trauma healing untuk anak-anak itu tidak dilakukan sendiri namun dibantu oleh teman-temannya dari pengasuh Jemaat GPM Bebar Timur dan juga Majelis Jemaat GPM Bebar Timur.

“Saya memulai di Jemaat GPM Bebar Timur dan akan mengunjungi serta melakukan psikososial kedua di desa lainnya yang terdampak. Sebab hanya tiga desa yang terampak yaitu Bebar Timur, Bebar Barat dan Ilih. Sedangkan desa lainnya tidak terdampak dalam artian tidak mengalami kerusakan,” ungkapnya.

Dia mengatakan, kegiatan trauma healing yang dilakukan bagi anak-anak korban gempa di wilayah itu bertujuan untuk mengembalikan keceriaan mereka.

“Tujuan saya hanya sederhana yaitu lewat psikososial ini, anak-anak bisa gembira, ketakutan bisa berangsur hilang, harapan dan keceriaan anak-anak bisa tumbuh kembali,” ujarnya.

Dalam kegiatan trauma healing yang dilakukan, Eklin dan teman-temannya kerap menggunakan baju santa klaus hingga kostum badut dan ibu peri. Anak-anak juga diberikan kue sehingga mereka sangat merasa senang.

“Untuk psikososial tahap pertama, kami berusaha edukasi anak-anak bahwa perasaan cemas, takut, khawatir, itu perasaan yang wajar. Untuk setiap perasaan itu kami ajak anak-anak untuk tenang,” katanya.

Baca juga: Ratusan Guru Honorer SMA dan SMK di Maluku Utara Belum Terima Gaji Selama 8 Bulan

Dalam kegiatan itu pihaknya menggunakan beberapa metode seperti Living Values Education atau pendidikan menghidupkan nilai.

Mereka juga menggunakan metode ventriloquist yaitu seni berbicara tanpa menggerakkan bibir dengan menggunakan bantuan boneka.

“Respons masyarakat sangat antusias. Orang dewasa laki-laki dan perempuan sampai orangtua lanjut usia pun ikut bermain, bergoyang dan bernyanyi bersama-sama karena kami semua trauma,” ungkapnya.

“Saya juga trauma, tapi saya berusaha menyembuhkan trauma yang saya alami dengan menguatkan orang lain lewat cara psikososial ini. Sebab dengan menguatkan orang lain, beta yang lemah pun akan jadi kuat,” tambahnya.

Eklin mengaku trauma healing yang dilakukan bagi anak-anak di pulau tersebut akan terus berlanjut untuk memulihkan kembali kondisi psikologi anak.

Baca juga: Potensi Gelombang Tinggi hingga 4 Meter di Perairan Maluku, Ini Imbauan BMKG

 

Saat ini pihaknya masih fokus melakukan trauma healing di satu desa karena kondisi cuaca yang sangat buruk.

Ia pun berharap ada dukungan dari pihak lain untuk memulihkan kembali anak-anak di pulau tersebut

“Saya kekurangan mainan bagi anak-anak. Seperti congklak, ular tangga, mobil-mobilan, boneka, dll. Supaya setelah selesai psikososial dengan dua tahapan. saya bisa kasih anak-anak kado yaitu mainan untuk anak-anak main di tenda guna hilangkan ketakutan dan stres,” ungkapnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nasdem dan PKB Silaturahmi Jelang Pilkada di Purworejo, Bahas Kemungkinan Koalisi

Nasdem dan PKB Silaturahmi Jelang Pilkada di Purworejo, Bahas Kemungkinan Koalisi

Regional
Ibu Jual Anak Kandung Rp 100.000 ke Pria Hidung Belang di Bengkulu

Ibu Jual Anak Kandung Rp 100.000 ke Pria Hidung Belang di Bengkulu

Regional
Bukan Cincin, Jari Pria Ini Terjepit Tutup Botol dan Minta Bantuan Damkar

Bukan Cincin, Jari Pria Ini Terjepit Tutup Botol dan Minta Bantuan Damkar

Regional
Kejari Pontianak Bantah Hambat Perkara Mantan Caleg Tipu Warga Rp 2,3 Miliar

Kejari Pontianak Bantah Hambat Perkara Mantan Caleg Tipu Warga Rp 2,3 Miliar

Regional
Bukan Modus Begal, Pria Terkapar di Jalan dalam Video di TNBBS Ternyata Kecelakaan

Bukan Modus Begal, Pria Terkapar di Jalan dalam Video di TNBBS Ternyata Kecelakaan

Regional
Pj Wali Kota Muflihun Minta Jalan Rusak Segera Diperbaiki, Dinas PUPR Pekanbaru: Secara Bertahap Telah Diperbaiki

Pj Wali Kota Muflihun Minta Jalan Rusak Segera Diperbaiki, Dinas PUPR Pekanbaru: Secara Bertahap Telah Diperbaiki

Regional
Asmara Berujung Maut, Wanita di Wonogiri yang Hilang Sebulan Ternyata Dibunuh Pacar

Asmara Berujung Maut, Wanita di Wonogiri yang Hilang Sebulan Ternyata Dibunuh Pacar

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Regional
Jembatan Menuju Pos Pantau TNI AL di Pulau Sebatik Ambruk, DPRD Desak Segera Bangun Ulang

Jembatan Menuju Pos Pantau TNI AL di Pulau Sebatik Ambruk, DPRD Desak Segera Bangun Ulang

Regional
11 Tokoh Daftar Pilkada 2024 di Partai Golkar Gunungkidul, Ada Bupati Sunaryanta

11 Tokoh Daftar Pilkada 2024 di Partai Golkar Gunungkidul, Ada Bupati Sunaryanta

Regional
Penumpang Kapal di Nabire Kedapatan Bawa 1 Kg Ganja

Penumpang Kapal di Nabire Kedapatan Bawa 1 Kg Ganja

Regional
Pembunuhan di Wonogiri, Pelaku Kubur Jasad Kekasih di Pekarangan Rumah

Pembunuhan di Wonogiri, Pelaku Kubur Jasad Kekasih di Pekarangan Rumah

Regional
Kronologi Tentara Amerika Meninggal di Hutan Karawang, Sempat Terpisah Saat Survei Latihan Gabungan

Kronologi Tentara Amerika Meninggal di Hutan Karawang, Sempat Terpisah Saat Survei Latihan Gabungan

Regional
Bea Cukai Temukan Truk Berisi Jutaan Batang Rokok Ilegal Tak Bertuan di Kalbar

Bea Cukai Temukan Truk Berisi Jutaan Batang Rokok Ilegal Tak Bertuan di Kalbar

Regional
Siswi SMA yang Simpan Bayinya di Koper Ternyata Sedang Magang

Siswi SMA yang Simpan Bayinya di Koper Ternyata Sedang Magang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com