Selain itu banyak warga yang bertanya dan keheranan tempat pengungsian dijadikan lokasi syuting sinetron.
Baca juga: Syuting di Posko Bencana Semeru Tuai Kritik, Rumah Produksi Sinetron Minta Maaf
Ia mengaku sengaja mengabadikan syuting tersebut dan mengunggah di media sosial agar diketahui pemangku kebijakan karena hal tersebut tidak etis dan tidak layak dilakukan.
Rayyan mengaku juga melihat surat yang beredar terkait pengajuan izin pengambilan untuk syuting itu.
Namun, dirinya tidak mengetahui apakah pengambilan gambar syuting sinetron itu mendapatkan izin atau tidak.
“Yang saya ketahui masih mengajukan pengajuan, belum keluar izin,” tambah dia.
Dia berharap bencana awan panas Gunung Semeru tidak dijadikan sebagai tempat mengambilan keuntungan.
"Itu mengambil keuntungan dari bencana kalau menurut saya,” ungkapnya.
Baca juga: Viral Video Tempat Pengungsi Erupsi Semeru Jadi Lokasi Syuting
Dalam unggahan di Instagramnya, pihak PH mengaku tidak memanfaatkan situasi hanya demi konten.
"Jika kami ada menyinggung para korban dengan kedatangan kami, kami sungguh sungguh minta maaf dari lubuk hati kami yang terdalam," tulis Verona Pictures dikutip Kompas.com dari Instagram @veronapictures, Kamis (23/12/2021).
Baca juga: Galang Donasi untuk Korban Erupsi Gunung Semeru, Pekerja Seni di Gresik Turun ke Jalan
"Tidak ada sedikitpun niat kami untuk memanfaatkan situasi yang ada demi kepentingan konten," lanjutnya.
Mereka berdalih kedatangan mereka sebagai salah satu upaya untuk meringankan beban para korban.
"Bukan hanya dengan bantuan materil, tapi juga dengan membawa sedikit hiburan untuk para pengungsi...," tulis Verona Pictures.
"Kami segenap pemain dan crew begitu bahagia bisa melihat tawa dan senyuman di wajah para pengungsi ketika melihat kedatangan kami...," lanjutnya.
Baca juga: Baliho Puan di Lokasi Bencana Semeru Tuai Kritik, Sekjen PDI-P: Sudah Biasa...
Sementara itu, Line Producer PT. Verona Indah Pictures, Dwi Sunarso Lobo mengatakan syuting yang dilakukan tak hanya di posko, namun juga spot pariwisata di Lumajang.