KOMPAS.com - KM, seorang jaksa di Kejaksaan Tinggi Nusa Tenggara Timur, diamankan saat operasi tangkap tangan (OTT) oleh Tim Satuan Tigas (Satgas-53) Kejaksaan Agung.
Penangkapan dilakukan di rumah salah seorang penguasaha, Hironimus Taolin, di Kupang pada Senin (20/12/2021).
Hironimus Taolin adalah pengusaha kontraktor asal Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara. Sementara Jaksa KM menjabat sebagai Kasi Penyidik Kejati NTT.
Selain mengamankan Hironimus dan Jaksa KM, tim juga mengamankan uang Rp 50 juta.
Jaksa KM dan pengusaha tersebut kemudian diterbangkan ke Jakarta untuk diminta keterangan pada Selasa (21/12/2021).
Baca juga: OTT Jaksa di NTT, Uang Rp 50 Juta yang Diamankan Disebut Pinjaman
Hironimus Taolin angkat bicara terkait penangkapan tersebut.
Ia bercerita, penangkapan dilakukan di rumahnya di Kelurahan Tuak Daun Merah, Kecamatan Oebobo, Kupang, pada Senin sekitar pukul 20.30 Wita.
Menurut Hironimus, selain ia dan Jaksa KM, ada sekitar 9 orang dari keluarga yang ada di rumah.
Malam ini Jaksa KM datang ke rumahnya untuk meminjam uang Rp 50 juta untuk kebutuhan Natal dan tahun baru.
Baca juga: Pengakuan Pengusaha yang Ditangkap bersama Jaksa di NTT, Sebut Pinjamkan Uang Rp 50 Juta
Uang tersebut sedang disiapkan di atas meja, tetapi belum sempat dimasukkan dalam tas.
Saat asyik menikmati kopi, ada tamu yang mengetuk pintu rumah dan menanyakan nama Hironimus.
Tak lama, tamu yang ternyata anggota Satgas langsung mengamankan Hironimus dan Jaksa KM. Mereka berdua digiring ke dua mobil yang beda dan dibawa ke salah satu hotel di Kupang.
"Asyik menikmati kopi, tiba-tiba ada orang yang ketuk pintu. Setelah dipersilakan masuk, Petugas saat itu menanyakan nama Hironimus saat saya berdiri langsung memiting leher keduanya, lalu digiring ke mobil dan dibawah ke Hotel Amaris Kupang," kata dia, Rabu (22/12/2021).
Baca juga: Jaksa di NTT yang Kena OTT Kejagung Dikenal Tegas, Anaknya Pernah Diculik Tersangka Korupsi
Menurut Hironomis, keluarganya sempat akan melawan dan ia mengira petugas tersebut dari KPK. Ia pun pasrah saat dibawa oleh para petugas.
"Mereka ada empat orang datang langsung piting saya. Anak-anak sempat mau melawan, tapi saya feeling mereka dari KPK jadi saya ikut saja. Saat itu, karena kaget jadi saya tidak pikirkan apa-apa," kata dia.