Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Kakak Adik Susah Cari Kerja di Jabar, Banting Setir Jual Ikan Cupang dan Burung

Kompas.com - 23/12/2021, 06:20 WIB
Dendi Ramdhani,
Khairina

Tim Redaksi

Perjuangan serupa dirasakan adik Arky, Rendi. Pria lulusan S1 Pendidikan Khusus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) itu sempat bingung mencari kerja sejak keluar sebagai marketing perusahaan asuransi di akhir 2019.

Tak lama setelah ia menikah, pandemi hadir. Sadar sulitnya mencari kerja, Rendy memilih berbisnis jual beli burung.

"Spesifik jenis parrot. Awalnya modal ngutang tuh buat beli satu ekor, beli lagi satu ekor. Dijual sepasang dapat untung," kata ayah dua anak itu.

"Saya rasakan mencari kerja itu sulit apalagi kondisi sekarang. Jadi bagi saya wirausaha pilihan utama," lanjutnya.

Saat ini, ia mengaku sudah menjual sekitar 150 ekor burung.

"Paling mahal pernah ngejual Rp30 juta satu ekor jenis white bellied caique. Alhamdulillah sekarang bisa menghidupi kelurga," jelasnya.

Pengangguran Jabar tinggi

Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyebut jumlah pengangguran di Jawa Barat mencapai 2,43 juta orang. Hal itu berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis 5 November 2021.

"Walaupun ada penurunan angka pengangguran sebesar 0,64 persen dari tahun lalu, namun angka tersebut masih termasuk tinggi dibandingkan dengan provinsi lain di Indonesia," kata Emil, sapaan akrabnya, saat memberikan sambutan pada acara peluncuran Aplikasi Jabar Migrant Service Center (JMSC) dan Job Fair Jabar Online tahun 2021 di Gedung Sate Bandung, Selasa (21/12/2021) kemarin.

Emil mengatakan, tingginya angka pengangguran di Jabar disebabkan sejumlah faktor. Salah satunya jumlah penduduk yang banyak serta pengaruh pandemi Covid-19 yang berdampak terhadap sektor ketenagakerjaan formal.

"Berdasarkan data BPS, pekerja yang terdapak akibat pandemi Covid-19-19 di jawa barat sebesar 460.000 orang. Angka tersebut mengalami perbaikan setelah terdapat penurunan sebesar 240.000 orang apabila dibandingkan dengan tahun 2020," kata dia.

Baca juga: Menganggur Saat Pandemi, WNA Belgia Jual Ayam Panggang di Yogyakarta

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat Taufik Garsadi membenarkan data tersebut.

Ia menyebut, pengangguran paling banyak diproduksi oleh lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

"Memang yang paling tinggi lulusan SMK karena kalau SMA hampir sebagian besar meneruskan (kuliah). Kalau SMK rata-rata langsung kerja," kata Taufik saat dihubungi lewat telepon seluler, Rabu (22/12/2021).

Selain karena jumlah penduduk yang banyak dan pengaruh pandemi, Taufik menyebut persaingan kerja di Jabar sangat sengit seiring dengan banyaknya pencari kerja dari luar provinsi khususnya ke kawasan industri seperti Bekasi dan Karawang.

"Jabar itu daerah tujuan dari mana-mana, karena kita punya upah tertinggi otomatis semua orang ingin kerja di situ jadi ada persaingan dengan warga lokal," ucap Taufik. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Penemuan Mayat Wanita di Polokarto Sukoharjo Dipastikan Korban Pembunuhan, 15 Orang Diperiksa, Jasad Diduga Sudah 5 Hari

Kasus Penemuan Mayat Wanita di Polokarto Sukoharjo Dipastikan Korban Pembunuhan, 15 Orang Diperiksa, Jasad Diduga Sudah 5 Hari

Regional
Libur Lebaran, Volume Sampah di Tangerang Capai 3.000 Ton Per Hari

Libur Lebaran, Volume Sampah di Tangerang Capai 3.000 Ton Per Hari

Regional
Selepas Lebaran, Kapolsek dan Kasat Lantas di Lampung Diganti

Selepas Lebaran, Kapolsek dan Kasat Lantas di Lampung Diganti

Regional
Usai Lebaran, Perbaikan Tanggul Jebol Sungai Wulan Demak Dikebut

Usai Lebaran, Perbaikan Tanggul Jebol Sungai Wulan Demak Dikebut

Regional
Viral, Video Truk Meluncur Tanpa Sopir di Tol Kalikangkung, Ini Penyebabnya

Viral, Video Truk Meluncur Tanpa Sopir di Tol Kalikangkung, Ini Penyebabnya

Regional
Letusan Gunung Ruang Sudah Mereda, Statusnya Masih Awas

Letusan Gunung Ruang Sudah Mereda, Statusnya Masih Awas

Regional
Anggota Polisi yang Mabuk Sambil Ngebut Bawa Mobil Kasat Narkoba di Riau Ditahan

Anggota Polisi yang Mabuk Sambil Ngebut Bawa Mobil Kasat Narkoba di Riau Ditahan

Regional
BEM FH Undip Serahkan 'Amicus Curiae' ke MK, Berisi soal Permasalahan Pilpres

BEM FH Undip Serahkan "Amicus Curiae" ke MK, Berisi soal Permasalahan Pilpres

Regional
Labuan Bajo Tuan Rumah Dialog Tingkat Tinggi Indonesia-China, Polda NTT Siapkan Ratusan Personel

Labuan Bajo Tuan Rumah Dialog Tingkat Tinggi Indonesia-China, Polda NTT Siapkan Ratusan Personel

Regional
Gratifikasi Parsel Lebaran Pejabat Pemkot Salatiga Diberikan ke Tenaga Kebersihan

Gratifikasi Parsel Lebaran Pejabat Pemkot Salatiga Diberikan ke Tenaga Kebersihan

Regional
Sakit Hati Menantu terhadap Ibu Mertua yang Berujung Maut

Sakit Hati Menantu terhadap Ibu Mertua yang Berujung Maut

Regional
Kapal Tanpa Nama dari Bima Sudah Dua Hari Hilang Kontak di Perairan Gili Motang Labuan Bajo

Kapal Tanpa Nama dari Bima Sudah Dua Hari Hilang Kontak di Perairan Gili Motang Labuan Bajo

Regional
Polisi Mabuk Mengebut Bawa Fortuner, Tabrak Kantor Dinas Peternakan

Polisi Mabuk Mengebut Bawa Fortuner, Tabrak Kantor Dinas Peternakan

Regional
Harga Bawang Merah Tembus Rp 70.000 Per Kg, Ibu-ibu di Semarang Pusing

Harga Bawang Merah Tembus Rp 70.000 Per Kg, Ibu-ibu di Semarang Pusing

Regional
Pemasangan Talud Pelabuhan Nelayan di Bangka Terkendala Kewenangan

Pemasangan Talud Pelabuhan Nelayan di Bangka Terkendala Kewenangan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com