Dikatakan Kurniawan, sungai dangkal dan berarus agak deras itu menjadi satu-satunya akses menuju areal permakaman yang berada di pinggiran desa.
Untuk ke sana, warga harus menyeberangi sungai selebar kurang lebih 28 meter.
"Memang cuma itu jalannya untuk ke permakaman karena enggak ada jembatan penghubung," tandasnya.
Baca juga: Jembatan Desa di Nias Sudah Setahun Putus, 1.615 Warga Terisolasi
Dia menceritakan, di saat ada warga yang meninggal dunia dan berbarengan dengan sungai meluap, prosesi pemakaman terpaksa ditunda sampai air sungai surut.
"Kemarin sebenarnya sempat banjir (meluap), untungnya pas tadi sore itu banjirnya sudah surut," jelasnya.
Video warga menggotong keranda melewati sungai diunggah Kurniawan di Grup Facebook Berita Pesawaran Hari Ini.
Kurniawan mengunggah video itu pada Jumat (17/12/2021).
Baca juga: Pondasi Pembangunan Jembatan di Ponorogo Ambrol, 2 Pekerja Tewas Tertimbun
Dalam video berdurasi 52 detik tersebut tampak warga menyeberang sungai berarus deras sambil memegang seutas tali.
Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Lampung, Tri Purna Jaya | Editor: Priska Sari Pratiwi)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.