LUMAJANG, KOMPAS.com - Lembaga kemanusiaan Indonesia CARE menerjunkan tim psikolog untuk memberikan trauma healing dan pendampingan psikososial bagi para pengungsi erupsi Gunung Semeru.
Direktur Operasional Indonesia CARE, Mukhsin mengungkapkan, para pengungsi tersebut mulai jenuh dengan kondisi di pengungsian.
"Rasa jenuh mulai menghinggapi para pengungsi yang kami temui. Jangan sampai rasa jenuh berubah jadi stres dan putus asa. Kami sampai saat ini tetap komitmen melakukan pendampingan sosial bagi para pengungsi hingga masa recovery," ujar Mukhsin di posko Peduli Semeru Indonesia Care, Lumajang, Jawa Timur, dikutip dari keterangan tertulis, Sabtu (18/12/2021).
Karakteristik korban bencana, lanjut Mukhsin, biasanya baru terasa penderitaan di saat kehadiran orang berkurang di lokasi pengungsian.
Rasa sepi dan putus asa mulai merambat hingga mereka bingung melanjutkan kehidupannya tanpa rumah, pekerjaan, bahkan ketiadaan tulang punggung keluarga yang telah menjadi korban.
"Karenanya penting hadirnya para konsultan psikologi untuk melakukan pendampingan. Ini salah satu perhatian kami juga," terang Mukhsin.
Baca juga: Lebih dari Setengah Abad Bersama, Mahriyeh Relakan Belahan Jiwanya Terkubur Pasir Semeru
Direktur Program Indonesia Care yang juga Ketua Program Indonesia Care Perempuan dan Anak (ICPA), Mega Waty menegaskan sikap lembaga yang tetap berkomitmen bersama ibu dan anak di pengungsian hingga stabil psikologisnya.
"Mereka rentan terhadap penyakit dan berpotensi ada pelecehan seksual. Mereka juga yang sering terabaikan kebutuhan khususnya, karenanya kami merasa penting hadir membersamainya," terang Mega.
Selain kegiatan pendampingan, Indonesia CARE juga berupaya ikut menyelenggarakan hunian sementara bagi para pengungsi yang kehilangan tempat tinggalnya.
"Tak ada yang lebih penting bagi para relawan kemanusiaan selain melihat kembali senyum bahagia dan doa terbaik dari para pengungsi korban erupsi Semeru," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.