Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teror Berakhir, Buaya 2,5 Meter yang Kerap Mengejar Pengguna Sepeda Motor Akhirnya Ditangkap

Kompas.com - 17/12/2021, 21:34 WIB
Suwandi,
Khairina

Tim Redaksi

JAMBI,KOMPAS.com - Teror buaya sepanjang 2,5 meter di Desa Catur Rahayu, Kecamatan Dendang, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, akhirnya berakhir.

Tim relawan penanggulangan desa berhasil menangkap buaya dengan peralatan sederhana.

Kendati penangkapan dilakukan secara tradisional, tim relawan tetap mempertimbangkan keselamatan buaya, agar tidak cedera.

"Kita tangkap dengan peralatan sederhana. Buaya ini sudah lama meneror warga," kata pemimpin tim relawan penanggulangan bencana Desa Catur Rahayu, Didik Kurniawan melalui sambungan telepon, Jumat (17/12/2021).

Baca juga: Gunakan Pawang, Warga Banyuasin yang Hilang Diterkam Buaya Ditemukan Tewas

Ia mengatakan, buaya ini sangat berbahaya. Pasalnya selalu naik kedaratan dan memangsa hewan ternak warga.

Tidak hanya itu, buaya muara ini beberapa kali mengejar pengguna sepeda motor. Tentu sangat berbahaya untuk para perempuan dan anak-anak.

"Buaya ini sering mengejar orang yang naik motor. Bisa jadi karena kelaparan. Alhamdulilah, belum ada korban," kata Didik menjelaskan.

Sebenarnya, kata Didik teror buaya sudah biasa di desanya. Bahkan sudah ada korban jiwa. Pada awal tahun lalu, seorang perempuan tewas dan mayatnya ditemukan di dalam mulut buaya.

Atas kejadian itu, pihak pemerintah desa membuat tim relawan penanggulangan bencana desa.

Tim relawan menangani semua persoalan dan ancaman terhadap warga. Tidak hanya teror buaya, kata Didik, tetapi saat bencana kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) terjadi.

Setelah ditangkap hidup-hidup, tim relawan menyerahkan buaya ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jambi, agar bisa dilepasliarkan kembali ke habitat lainnya yang lebih aman.

“Pihak BKSDA Jambi langsung merespon laporan kami dan melakukan penjemputan buaya ini untuk diamankan terlebih dahulu," jelasnya.

Sementara itu, Camat Dendang Amirrudin menuturkan, di wilayahnya memang habibat buaya berkembangbiak dan mencari mangsa.

Baca juga: Sedang Tanam Pohon Kelapa di Tepi Sungai, Warga Banyuasin Hilang Diterkam Buaya

Oleh sebab itu, sudah banyak yang menjadi korban meninggal dunia, karena keganasan buaya tersebut.

Konflik manusia dengan hewan buas tersebut juga sudah pernah terjadi di kecamatan ini. 

Dia berharap warga Dendang maupun pendatang, untuk berhati-hati saat beraktivitas di sungai.

Selanjutnya warga dilarang menjadikan tempat mandi cuci kakus (MCK) di titik rawan buaya. 

"Harus dihindari spot rawan buaya, karena ancamannya memang nyata. Taruhannya itu nyawa," kata Amir.

Pihaknya juga mendorong agar orangtua mengawasi anak-anaknya saat bermain. Sehingga tidak bermain di area sungai.

Hewan ternak, baik sapi maupun kambing, kata Amir, jangan digembala di sekitar sungai, karena risiko dimangsa sangat tinggi.

Untuk saat ini, pemerintah telah membentuk tim relawan untuk menanggulangi teror buaya, yang bekerja sama dengan BKSDA Jambi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ikuti Arahan Musda, PKS Semarang Akan Mengusung Tokoh di Pilkada 2024

Ikuti Arahan Musda, PKS Semarang Akan Mengusung Tokoh di Pilkada 2024

Regional
Mantan Kepala BPBD Deli Serdang Ditahan, Diduga Korupsi Rp 850 Juta

Mantan Kepala BPBD Deli Serdang Ditahan, Diduga Korupsi Rp 850 Juta

Regional
Peringati Hari Bumi, Kementerian KP Tanam 1.000 Mangrove di Kawasan Tambak Silvofishery Maros

Peringati Hari Bumi, Kementerian KP Tanam 1.000 Mangrove di Kawasan Tambak Silvofishery Maros

Regional
Dinas Pusdataru: Rawa Pening Bisa Jadi 'Long Storage' Air Hujan, Solusi Banjir Pantura

Dinas Pusdataru: Rawa Pening Bisa Jadi "Long Storage" Air Hujan, Solusi Banjir Pantura

Regional
Sungai Meluap, Banjir Terjang Badau Kapuas Hulu

Sungai Meluap, Banjir Terjang Badau Kapuas Hulu

Regional
Diduga Korupsi Dana Desa Rp  376 Juta, Wali Nagari di Pesisir Selatan Sumbar Jadi Tersangka

Diduga Korupsi Dana Desa Rp 376 Juta, Wali Nagari di Pesisir Selatan Sumbar Jadi Tersangka

Regional
Gunung Semeru 4 Kali Meletus Pagi Ini

Gunung Semeru 4 Kali Meletus Pagi Ini

Regional
Ban Terbalik, Pencari Batu di Lahat Hilang Terseret Arus Sungai Lematang

Ban Terbalik, Pencari Batu di Lahat Hilang Terseret Arus Sungai Lematang

Regional
Cemburu Istri Hubungi Mantan Suami, Pria di Kabupaten Semarang Cabuli Anak Tiri

Cemburu Istri Hubungi Mantan Suami, Pria di Kabupaten Semarang Cabuli Anak Tiri

Regional
Nasdem dan PKB Silaturahmi Jelang Pilkada di Purworejo, Bahas Kemungkinan Koalisi

Nasdem dan PKB Silaturahmi Jelang Pilkada di Purworejo, Bahas Kemungkinan Koalisi

Regional
Ibu di Bengkulu Jual Anak Kandung Rp 100.000 ke Pacarnya

Ibu di Bengkulu Jual Anak Kandung Rp 100.000 ke Pacarnya

Regional
Bukan Cincin, Jari Pria Ini Terjepit Tutup Botol dan Minta Bantuan Damkar

Bukan Cincin, Jari Pria Ini Terjepit Tutup Botol dan Minta Bantuan Damkar

Regional
Kejari Pontianak Bantah Hambat Perkara Mantan Caleg Tipu Warga Rp 2,3 Miliar

Kejari Pontianak Bantah Hambat Perkara Mantan Caleg Tipu Warga Rp 2,3 Miliar

Regional
Bukan Modus Begal, Pria Terkapar di Jalan dalam Video di TNBBS Ternyata Kecelakaan

Bukan Modus Begal, Pria Terkapar di Jalan dalam Video di TNBBS Ternyata Kecelakaan

Regional
Pj Wali Kota Muflihun Minta Jalan Rusak Segera Diperbaiki, Dinas PUPR Pekanbaru: Secara Bertahap Telah Diperbaiki

Pj Wali Kota Muflihun Minta Jalan Rusak Segera Diperbaiki, Dinas PUPR Pekanbaru: Secara Bertahap Telah Diperbaiki

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com