BLORA, KOMPAS.com - Kokohnya Timnas Indonesia di puncak klasemen Grup B Piala AFF 2020 tidak terlepas dari performa para pemain yang berlaga.
Dari total 30 pemain yang ikut gelaran tersebut, seorang di antaranya merupakan anak asli Blora, Jawa Tengah yaitu Pratama Arhan.
Pemain berposisi bek kiri di timnas tersebut menjadi andalan pelatih Shin Tae-yong dalam dua laga yang telah dijalaninya.
Baca juga: Timnas Indonesia Vs Laos, Kondisi Pratama Arhan Masih Tanda Tanya
Lantas, seperti apa kisah masa kecil seorang Pratama Arhan? Berikut ceritanya.
Arho, sapaan Pratama Arhan Alif Rifai lahir di Blora, 21 Desember 2001, putra dari pasangan Sutrisno dan Surati.
Saat Kompas.com berkunjung ke rumahnya di Desa Sidomulyo, Kecamatan Banjarejo, disambut hangat oleh Surati.
Sang ibu menceritakan, Arho sedari kecil memang sudah menyukai hobi sepakbola.
"Masa kecilnya Pratama Arhan ya seperti anak-anak yang lain, cuman dia suka bola semenjak dia ikut nganter-nganter kakaknya, terus ikut main bola di depan rumah tetangga yang halamannya luas pakai bola plastik," ucap Surati usai menonton pertandingan Timnas Indonesia vs Vietnam.
Sejak memutuskan untuk menggeluti olahraga sepak bola, Arho selalu tampil secara totalitas untuk menggapai cita-citanya menjadi seorang pesepakbola profesional.
Baca juga: Arema Vs PSIS, Pratama Arhan Berambisi Ulang Cerita Manis Piala Menpora
"Anaknya itu aktif, hujan terik itu tetap berangkat, enggak pernah libur," kata Surati.
Padahal, jarak rumah untuk mengikuti SSB (Sekolah Sepak Bola) Putra Mustika sekitar 17 kilometer dari pusat kota Blora. Tapi itu semua tak menghalangi tekad seorang Arho menjadi pesepakbola profesional.
Tamat SD di Blora, Pratama Arhan kemudian pergi ke Semarang dengan bergabung ke Terang Bangsa, hingga lulus SMA.
"Sebagai orangtua kami mendukung keinginan anaknya ya, mendoakan supaya Arho menjadi anak yang baik, sukses dan Alhamdulillah sampai sekarang," ujar Surati.
Baca juga: Pratama Arhan Dikabarkan Dilirik Mantan Klub Shin Tae-yong di Korea Selatan
Arhan yang bergabung di PSIS Semarang tersebut, kini telah menjadi pemain bintang di usianya yang belum genap 20 tahun.
Sebagai orang tua, Surati saat ini hanya bisa melihat anaknya di TV saat berlaga mengharumkan bangsa.
Sebab, selama setahun biasanya Arhan pulang kampung sebanyak tiga kali.
"Ya kalau enggak ada liburannya ya nggak bisa pulang, setahun mungkin dua atau tiga kali pulang," kata dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.