CIANJUR, KOMPAS.com - Seorang balita perempuan berusia 1,5 tahun di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat tertimbun longsor, Rabu (15/12/2021).
Tim evakuasi berhasil menyelamatkan balita itu dan kini dia sudah mendapat penanganan medis di rumah sakit.
Kondisi korban menderita luka di bagian kepala akibat tertimpa material longsor dan reruntuhan tembok rumah yang jebol.
Sekretaris BPBD Cianjur Rudi Wibowo mengemukakan, tanah longsor di Kampung Limus Gede, Desa Giri Mukti, Campaka itu menambah daftar panjang peristiwa bencana alam sepanjang tahun ini.
Baca juga: Longsor di Cianjur, Balita 17 Bulan Terluka akibat Tertimbun Material
Disebutkan, sepanjang 2021 hingga awal Desember, BPBD Cianjur mencatat ada 169 kejadian bencana alam.
Jumlah ini lebih banyak dibandingkan tahun 2020 yang tercatat ada 115 bencana.
“Longsor dan pergerakan tanah paling mendominasi kejadian bencana alam di tahun ini,” kata Rudi kepada Kompas.com, Kamis (16/12/2021).
Dia merinci ada 119 kejadian longsor dan pergerakan tanah hingga bulan ini, disusul banjir dan banjir bandang sebanyak 29 kejadian.
Selain itu, bencana seperti gempa bumi dan cuaca ekstrem juga satu kali terjadi di tahun ini.
“Ada 18 kali peristiwa puting beliung, beberapa di antaranya menyebabkan pohon tumbang dan kerusakan para bangunan,” ujar dia.
Peristiwa-peristiwa bencana tersebut tersebar hampir di seluruh kecamatan. Namun, lebih terkonsentrasi di wilayah selatan.
“Untuk korban jiwa meninggal ada satu orang, empat orang menderita luka berat dan sebanyak 18 orang luka ringan,” ucapnya.
Sementara untuk korban yang terdampak tercatat, disebutkan ada 1.809 jiwa, dan 531 jiwa di antaranya sempat mengungsi.
“Untuk kerusakan yang berat ada 34 bangunan, rusak sedang 61 unit, 67 unit rusak ringan dan sebanyak 281 rumah sempat terendam,” kata Rudi.
Rudi mengingatkan masyarakat akan ancaman potensi bencana di sepanjang akhir tahun ini, menyusul curah hujan yang tinggi.
Baca juga: 5 Desa di Lampung Kebanjiran, 8 Rumah Tertimpa Longsor
Terlebih, Kabupaten Cianjur merupakan salah satu wilayah dengan indeks risiko bencana tertinggi di Indonesia.
"Semua jenis bencana berpotensi terjadi. Ibaratnya, Cianjur ini etalase bencananya," ucapnya.
BPBD Cianjur telah menyiagakan 1.800 relawan tanggap bencana (Retana) yang tersebar di 32 kecamatan.
“Mitigasi bencana gentar kita lakukan. Masyarakat yang tinggal di zona merah terus kita ingatkan untuk senantiasa meningkatkan kewaspadaan,” ujar Rudi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.