Rosella mengaku tidak mudah melupakan trauma bencana tersebut. Trauma psikologis membuat dirinya selalu merasa ketakutan. Seperti ketika mendengar sirine ambulans melintas, dia langsung panik dan kembali memikirkan kejadian saat desa dan rumahnya hancur terkena dampak awan panas Gunung Semeru.
“Jika saya tidak melakukan apapun saya akan merasa lebih terpuruk, dan tidak akan pernah bangkit dari musibah ini. Saya tanamkan di pikiran saya, jika apa yang saya lakukan adalah salah, saya harus bisa mengatasinya, saya harus bangkit,” terangnya.
Diketahui, Gunung Semeru memuntahkan awan panas guguran pada Sabtu (4/12/2021) lalu. Awan panas itu mengalir menyapu pemukiman warga yang ada di Kecamatan Pronojiwo dan Candipuro, Kabupaten Lumajang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.