MAUMERE, KOMPAS.com - Bupati Sikka, Fransiskus Roberto Diogo memantau langsung warga yang mengungsi di lapangan kantornya, Selasa (14/12/2021) sore.
Roberto menyempatkan diri berdialog dengan mereka untuk mendengarkan keluh kesahnya.
Setelah itu, Bupati Roberto langsung memerintahkan jajarannya untuk memindahkan warga yang mengungsi itu ke lokasi yang lebih aman.
"Untuk mereka, kita siapkan tempat yang aman yakni di Gedung Sikka Innovation Center (SIC)," kata Roberto kapada awak media.
Baca juga: Khawatir Gempa Susulan, Ratusan Warga Pesisir NTT Mengungsi ke Halaman Kantor Bupati Sikka
Roberto mengatakan, gedung tersebut akan digunakan sebagai lokasi pengungsian untuk beberapa hari ke depan sambil melihat situasi dampak gempa.
"Ini untuk beberapa hari ke depan sambil melihat perkembangan situasi dan kondisi," katanya.
Roberto mengatakan, warga yang mengungsi tersebut berasal dari wilayah pesisir pantai. Mereka takut untuk pulang ke rumah karena khawatir ada gempa susulan.
Selain itu, mereka juga masih trauma dengan kejadian gempa pada tahun 1992 silam.
Baca juga: Trauma Guncangan Gempa, Warga Pesisir Pantai Flores Timur Mengungsi ke Kampung Perbukitan
Warga diminta untuk tetap waspada. Jika ada potensi bahaya yang disebabkan oleh guncangan gempa, pihaknya meminta warga tidak panik dan mengikuti jalur evakuasi yang sudah ditentukan.
Warga Diminta Tetap Waspada
"Tetap waspada. Jika ada gempa susulan, segera bergegas ikuti jalur evakuasi yang sudah ditentukan," katanya.
Sampai saat ini, Bupati Roberto menyebutkan, belum ada laporan kerusakan bangunan dan korban jiwa akibat kejadian gempa.
Sebagai informasi, gempa bermagnitudo 7,4 mengguncang Nusa Tenggara Timur (NTT) dan sekitarnya, Selasa (14/12/2021) sekitar 10.20 WIB
Pusat gempa bumi berada pada jarak 112 kilometer arah barat laut Larantuka, Kabupaten Flores Timur dengan kedalaman 12 kilometer.
Gempa tersebut sempat memicu munculnya peringatan dini tsunami di beberapa daerah, yaitu Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Barat, dan Maluku.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.