Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sempat Muncul Peringatan Dini Tsunami, Gempa 7,4 M di NTT Tak Terkait Aktivitas Gunung Berapi, Ini Penjelasan BMKG

Kompas.com - 14/12/2021, 16:16 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Gempa 7,4 magnitudo di Laut Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) tak berkaitan dengan aktivitas gunung berapi.

Namun, menurut penjelasan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati, gempa di Laut Flores merupakan gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar di wilayah tersebut.

"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya gempa bumi yang terjadi merupakan gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar atau patahan aktif di Laut Flores," katanya, Selasa (14/12/2021).

Baca juga: Gempa M 7,4 di NTT, Pemkab Sikka: Jauhi Pantai dan Waspada

BMKG telah mengakhiri peringatan dini tsunami untuk gempa tersebut dengan dua jam sejak gempa pertama terjadi tidak terdeteksi kenaikan air laut lagi.

"Sudah lebih dari dua jam setelah kejadian dan tidak terdeteksi adanya kenaikan muka air laut lagi, maka peringatan dini tsunami dinyatakan telah berakhir," demikian Dwikorita.

Baca juga: Update Gempa NTT 7,4 M di NTT, 20 Kali Gempa Susulan dan Rumah Warga Selayar Rusak

Kesaksian warga Maumere

Dilansir dari Tribunnews.com, masyarakat di Kota Maumere panik dan berlarian menyelamatkan diri.

Salah satunya Ema Olga Sabrina, salah satu pemilik salon di Kota Maumere. Menurutnya, saat gempa terjadi dirinya sedang melayani pelanggannya.

Baca juga: Fakta Gempa M 7,4 di NTT, Sempat Muncul Peringatan Dini Tsunami, Warga Selamatkan Diri ke Tempat Tinggi

"Goyang keras sekali. Ema ada di salon lagi pasang obat smooting. Begitu gempa obat jatuh terlempar kita panik semua dan orang punya rambut sampai putus," kata Ema Olga Sabrina.

Olga dan warga lainnya segera berhamburan keluar menyelamatkan diri. Di jalan, kata Olga, sudah banyak warga yang panik dan menuju ke perbukitan.

"Di Wuring banyak orang sudah lari. Saya dengar informasi ada yang lari naik sampai ke gunung, karena ada isu bahwa air laut mau naik," kata Olga.

Baca juga: Pasien RSUD Gowa Panik Saat Diguncang Gempa NTT, Sampai Dievakuasi Tim SAR


 

Terasa hingga Buton

Gempa di NTT itu ternyata terasa hingga Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara.

Masyarakat di Kampung Hone, Desa Banabungi, Kecamatan Pasarwajo, Kabupaten Buton, panik dan berhamburan lari ke luar rumah ke tempat yang lebih tinggi.

Saat itu, kata salah satu warga, air laut tampak mengalami pasang surut dalam waktu yang cepat.

“Aduh kasian, dia naik air, kemudian dia turun tiba-tiba. Ya Allah saya gemetar. Dia cepat sekali dia naik air,” kata seorang warga, Alinda, Selasa (14/12/2021).

Sementara itu, Kepala BPBD Buton, Manafu mengatakan, gempa ini tidak menimbulkan kerusakan di Kabupaten Buton. Namun memang saat itu air laut sempat naik.

“Air laut di sekitar Kelurahan Pasarwajo sempat naik sekitar 20 sentimeter, tapi sekarang sudah tenang,” ucap Manafu.

Baca juga: Kondisi NTT Saat Ini Pasca-gempa Magnitudo 7,4

Pasien di rumah sakit panik 

Sejumlah tim SAR berusaha mengevekuasi pasien rumah sakit umum daerah (RSUD) Syekh Yusuf, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan akibat dampak gempa 7,4 M di Larantuka, Nusa Tenggara Timur. Selasa, (14/12/2021).KOMPAS.COM/ABDUL HAQ YAHYA MAULANA T. Sejumlah tim SAR berusaha mengevekuasi pasien rumah sakit umum daerah (RSUD) Syekh Yusuf, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan akibat dampak gempa 7,4 M di Larantuka, Nusa Tenggara Timur. Selasa, (14/12/2021).

Kepanikan sempat terjadi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Syekh Yusuf Gowa, Sulawesi Selatan saat terjadi gempa 7,4 M di NTT. 

"Kami semua lari sebab getarannya cukup keras dan lama" kata Citra (26), salah seorang keluarga pasien kepada Kompas.com, Selasa (14/12/2021).

Menurutnya, saar itu para pasien memilih keluar dari bangunan rumah sakit dan berkumpul di halaman rumah sakit hingga akhirnya anggota Tim SAR datang untuk membantu evakuasi.

 

Menurut Pengelola RSUD Syekh Yusuf, langkah itu dilakukan untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan.

"Kejadian ini spontanitas dari pasien dan keluarga pasien akibat keranya getaran yang cukup lama dan kami sudah berupaya menenangkan para pasien dan perlahan lahan mereka sudah mulai masuk ke ruang perawatan kembali," kata Plt Direktur Utama RSUD Syekh Yusuf, Zainuddin Jufri, kepa

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul: Cerita Kepanikan Warga Saat Gempa M 7,4 Guncang NTT, Rambut Pelanggan Olga Salon Putus

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dendam Kesumat Istri Dilecehkan, Kakak Beradik Bacok Warga Demak hingga Tewas

Dendam Kesumat Istri Dilecehkan, Kakak Beradik Bacok Warga Demak hingga Tewas

Regional
Digigit Buaya 2,5 Meter, Pria di Pasaman Barat Luka Parah di Kaki

Digigit Buaya 2,5 Meter, Pria di Pasaman Barat Luka Parah di Kaki

Regional
Raih Satyalancana dari Jokowi, Bupati Jekek Ajak Semua Pihak Terus Bangun Wonogiri

Raih Satyalancana dari Jokowi, Bupati Jekek Ajak Semua Pihak Terus Bangun Wonogiri

Regional
TKN Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, Ini Tanggapan Gibran

TKN Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, Ini Tanggapan Gibran

Regional
Penumpang yang Tusuk Driver 'Maxim' di Jalan Magelang-Yogyakarta Terinspirasi Film 'Rambo'

Penumpang yang Tusuk Driver "Maxim" di Jalan Magelang-Yogyakarta Terinspirasi Film "Rambo"

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Ayah Gembong Narkoba Fredy Pratama Divonis 1,8 Tahun Penjara, Seluruh Hartanya Dirampas Negara

Ayah Gembong Narkoba Fredy Pratama Divonis 1,8 Tahun Penjara, Seluruh Hartanya Dirampas Negara

Regional
Berangkat dari Jakarta, 'Driver' Maxim Dibunuh Penumpangnya di Jalan Magelang-Yogyakarta

Berangkat dari Jakarta, "Driver" Maxim Dibunuh Penumpangnya di Jalan Magelang-Yogyakarta

Regional
Penumpang KMP Reinna Jatuh ke Laut, Saksi Sebut Posisi Korban Terakhir di Buritan

Penumpang KMP Reinna Jatuh ke Laut, Saksi Sebut Posisi Korban Terakhir di Buritan

Regional
Kecelakaan Maut Bus Eka Vs Truk di Tol Solo-Kertosono, Satu Penumpang Tewas

Kecelakaan Maut Bus Eka Vs Truk di Tol Solo-Kertosono, Satu Penumpang Tewas

Regional
Anak yang Dijual Ibu Kandung Rp 100.000, Korban Pemerkosaan Kakaknya

Anak yang Dijual Ibu Kandung Rp 100.000, Korban Pemerkosaan Kakaknya

Regional
Kronologi Ibu di LampungTewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan, Polisi Ungkap Kondisinya

Kronologi Ibu di LampungTewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan, Polisi Ungkap Kondisinya

Regional
KM Bukit Raya Terbakar Saat Masuk Muara Jungkat Kalbar, Pelni: Sudah Mulai Padam

KM Bukit Raya Terbakar Saat Masuk Muara Jungkat Kalbar, Pelni: Sudah Mulai Padam

Regional
Dibutuhkan 48 Tenaga Panwaslu di Bawaslu Kota Semarang, Ini Syaratnya

Dibutuhkan 48 Tenaga Panwaslu di Bawaslu Kota Semarang, Ini Syaratnya

Regional
Pilkada Sumsel, Holda Jadi Perempuan Pertama yang Ambil Formulir di Demokrat

Pilkada Sumsel, Holda Jadi Perempuan Pertama yang Ambil Formulir di Demokrat

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com