Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasien RSUD Gowa Panik Saat Diguncang Gempa NTT, Sampai Dievakuasi Tim SAR

Kompas.com - 14/12/2021, 15:44 WIB
Abdul Haq ,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

GOWA, KOMPAS.com - Gempa magnitudo 7,4 yang berpusat dekat Larantuka, Nusa Tenggara Timur, turut mengguncang Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.

Kuatnya guncangan gempa sampai membuat kepanikan di antara pasien Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Syekh Yusuf Gowa.

"Kami semua lari sebab getarannya cukup keras dan lama" kata Citra (26), salah seorang keluarga pasien kepada Kompas.com, Selasa (14/12/2021).

Baca juga: Update Gempa NTT 7,4 M di NTT, 20 Kali Gempa Susulan dan Rumah Warga Selayar Rusak

Para pasien kemudian memutuskan untuk keluar bangunan rumah sakit.

Tampak seluruh pasien dan keluarga berkumpul di halaman rumah sakit hingga akhirnya anggota Tim SAR datang untuk membantu evakuasi.

Pengelola RSUD Syekh Yusuf sengaja mendatangkan Tim SAR untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan.

"Kejadian ini spontanitas dari pasien dan keluarga pasien akibat keranya getaran yang cukup lama dan kami sudah berupaya menenangkan para pasien dan perlahan lahan mereka sudah mulai masuk ke ruang perawatan kembali," kata Plt Direktur Utama RSUD Syekh Yusuf, Zainuddin Jufri, kepada Kompas.com.

Baca juga: Potensi Tsunami Akibat Gempa Berakhir, Warga di Sikka NTT yang Mengungsi Diimbau Kembali

"Kami juga terus berkoordinasi dengan tim SAR agar bertindak cepat jika terjadi hal hal yang tidak diinginkan" sambung Zainuddin.

Menurut Zainuddin, tidak ada kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Ombudsman Terima 264 Aduan Maladministrasi Pendidikan di Jateng, Pungutan Liar Termasuk Jual Seragam Sekolah

Ombudsman Terima 264 Aduan Maladministrasi Pendidikan di Jateng, Pungutan Liar Termasuk Jual Seragam Sekolah

Regional
Pemkot Batam Siap jika Pulau Galang Jadi Lokasi Penampungan Warga Rohingya

Pemkot Batam Siap jika Pulau Galang Jadi Lokasi Penampungan Warga Rohingya

Regional
Pengacara Kasus Menantu Selingkuh dengan Mertua Jadi Tersangka Pemerkosaan Remaja

Pengacara Kasus Menantu Selingkuh dengan Mertua Jadi Tersangka Pemerkosaan Remaja

Regional
10 Oleh-oleh Khas Lampung, Salah Satunya Kopi Lampung

10 Oleh-oleh Khas Lampung, Salah Satunya Kopi Lampung

Regional
3 Anak Ditemukan Tewas Tenggelam di Sungai Lukulo Kebumen

3 Anak Ditemukan Tewas Tenggelam di Sungai Lukulo Kebumen

Regional
Mensos Salurkan Bantuan kepada Anak yang Lumpuh di Sumbawa

Mensos Salurkan Bantuan kepada Anak yang Lumpuh di Sumbawa

Regional
Mensos Risma Hadir Pantau Operasi Katarak Gratis di Lombok Timur

Mensos Risma Hadir Pantau Operasi Katarak Gratis di Lombok Timur

Regional
Orangtua Korban Erupsi Gunung Marapi Ditagih Biaya Pengurusan Jenazah Rp 3,5 Juta

Orangtua Korban Erupsi Gunung Marapi Ditagih Biaya Pengurusan Jenazah Rp 3,5 Juta

Regional
Eks Ajudan Jokowi Ditunjuk Jadi Kapolda Papua Barat

Eks Ajudan Jokowi Ditunjuk Jadi Kapolda Papua Barat

Regional
Pengedar Sabu Jaringan Fredy Pratama Kembali Ditangkap, Jadi Bos 12 Kurir

Pengedar Sabu Jaringan Fredy Pratama Kembali Ditangkap, Jadi Bos 12 Kurir

Regional
Lewat Rakorwasda 2023, Inspektorat Riau Rumuskan Kebijakan Pengawasan Pemda

Lewat Rakorwasda 2023, Inspektorat Riau Rumuskan Kebijakan Pengawasan Pemda

Regional
Jelang Kedatangan Prabowo-Gibran di NTT, Sekretaris TKN Gelar Konsolidasi Akbar di Kupang

Jelang Kedatangan Prabowo-Gibran di NTT, Sekretaris TKN Gelar Konsolidasi Akbar di Kupang

Regional
Korupsi Bantuan Siswa Miskin, Mantan Kepala SMAN 3 Pandeglang Dituntut 1,5 Tahun Penjara

Korupsi Bantuan Siswa Miskin, Mantan Kepala SMAN 3 Pandeglang Dituntut 1,5 Tahun Penjara

Regional
Komplotan Perampok Satroni Rumah Mewah di Kota Tegal, Kabur Hanya Bawa TV

Komplotan Perampok Satroni Rumah Mewah di Kota Tegal, Kabur Hanya Bawa TV

Regional
5 Fakta Insiden Penumpang Pelita Air Bercanda Bawa Bom, Pesawat 'Delay' 5 Jam dan Terancam Penjara

5 Fakta Insiden Penumpang Pelita Air Bercanda Bawa Bom, Pesawat "Delay" 5 Jam dan Terancam Penjara

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com