TEGAL, KOMPAS.com - Pihak Kantor Staf Presiden (KSP) Joko Widodo turut merespons kebijakan Pemerintah Kota (Pemkot) Tegal, Jawa Tengah, yang menutup akses jalan ke kawasan Alun-alun Kota Tegal dengan portal yang menuai polemik.
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Yohanes Joko mengatakan, pihaknya akan berkomunikasi dengan Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono untuk membahas terkait kebijakan yang menuai protes dari warga dan pedagang di kawasan itu.
"Saya diminta Pak Juri (Deputi IV KSP) untuk verifikasi lapangan mendapatkan informasi yang benar kondisinya seperti apa. Saya sendiri cukup terkejut. Tapi ini program Pemkot Tegal nanti kami akan coba komunikasikan," kata Yohanes, saat meninjau kawasan Alun-alun Kota Tegal, Senin (13/12/2021) petang.
Dalam kunjungannya, Yohanes sempat berkomunikasi langsung dengan anggota dan pengurus Paguyuban Pedagang Kawasan Alun-alun Kota Tegal (P2KAT).
Baca juga: Alasan Wali Kota Tegal Pasang Portal di Kawasan Alun-alun Meski Diprotes Warga
Tak hanya itu, Yohanes juga banyak mendapat aduan langsung dari para pelaku usaha dan jasa lainnya tak terkecuali para juru parkir.
Yohanes mengatakan, awalnya, ia bersama Deputi IV KSP Juri Ardiantoro menggelar acara KSP Mendengar di sebuah hotel dengan mengundang banyak perwakilan elemen masyarakat.
"Dalam pertemuan tadi (KSP Mendengar), isu pertama yang muncul, tentang kegundahan masyarakat tentang portal di Alun-alun. Awalnya kami sempat tidak memahami, tapi kok seluruh yang hadir bergemuruh menyambut tentang aduan itu," kata Yohanes.
Usai acara, Yohanes langsung ke lokasi untuk mendapat fakta di lapangan dengan melihat dan mendengar langsung ke kawasan Alun-alun. Ia pun meminta agar warga bersabar.
"Kami merasakan yang dirasakan masyarakat. Kegundahannya, emosinya, kami bisa merasakan. Dan kami minta warga bersabar dulu, tidak ada hal yang tidak bisa dibicarakan dengan baik-baik. Kita sama-sama nanti coba bangun komunikasi (dengan Pemkot)," kata Yohanes.
Meski demikian, Yohanes berharap agar ekonomi masyarakat sekitar bisa tumbuh apalagi setelah dihantam badai pandemi Covid-19 dalam dua tahun terakhir.
"Dalam menjalankan prokes (protokol kesehatan) juga jangan sampai mematikan ekonomi, kuncinya di situ. Kebijakan Pak Presiden itu gas dan rem, kalau Covid-nya naik, maka direm. Ketika Covid turun, maka ekonominya digas, sehingga ekonomi masyarakat tumbuh," kata Yohanes.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.